TEMPO.CO, Pontianak -Tragis betul kejadian yang menimpa sebuah keluarga di asrama Kepolisian Resor Melawi, Kalimantan Barat. Brigadir Petros Bakus, 28 tahun, merupakan kepala keluarga itu. Tapi anggota Satuan Intelijen Keamanan Polres Melawi ini diduga membunuh dua anaknya sendiri.
"Korban atas nama Febian, 5 tahun, dan Amora, 3 tahun," kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto. Yang lebih mengerikan, dia memutilasi tubuh kedua anaknya. Menurut Arief, pembunuhan itu berlangsung pada pukul 00.00, Jumat, 26 Februari 2016.
Kepolisian mendapatkan penjelasan dari istri pelaku bahwa sudah sepekan terakhir Petros kerap marah sendiri di rumah. Sang suami, ucap istri Petros kepada polisi, seolah didatangi makhluk halus. Petros mengaku sering mendapat bisikan.
"Pada saat kecil umur 4 tahun, pelaku sering mengalami kejadian serupa dan merasakan kedinginan," ujar Arief merujuk pada keterangan keluarga korban.
Pada Jumat dinihari yang nahas itu, istri Petros terbangun dari tidurnya. Sang suami datang sambil membawa parang yang berlumuran darah. Petros menuturkan akan membunuh istrinya itu.
Istri Petros berupaya mengulur waktu. Ia meminta Petros membolehkannya menengok dua anaknya. Petros justru memberi tahu bahwa dua anak mereka sudah meninggal. Petros mengaku membunuh mereka.
Tak kurang akal, sang istri meminta Petros mengambilkan minum untuknya sebelum membunuhnya. Petros yang kalap luluh juga. Ia mengambilkan minum untuk sang istri. Tak menyia-nyiakan kesempatan, sang istri melarikan diri dan meminta tolong warga asrama.
"Diduga, tersangka mengalami schizophrenia. Saat ini polisi tengah olah TKP, memeriksa saksi-saksi dan pelaku," tutur Arief. Dia saat ini tengah dalam perjalanan menuju Polres Melawi, yang berjarak tujuh jam dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
ASEANTY PAHLEVI