TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar, yang meminta Direksi Maskapai Garuda Indonesia diganti, mendapat kecaman. Marwan mengeluarkan pernyataan itu setelah ia tertinggal pesawat Garuda saat hendak ke Yogyakarta. Marwan juga harus menunggu pesawat selanjutnya, yang delay selama satu setengah jam.
Kecaman terhadap Marwan datang dari netizen. Mereka mengatakan Marwan tak seharusnya meminta hak istimewa sebagai pejabat. Hingga kolega Marwan di pemerintah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, ikut mencuit yang diduga terkait dengan pernyataan Marwan.
"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," tulis Pramono, Kamis, 25 Februari 2016, sekitar pukul 9.52.
Saat seorang pengguna Twitter mengaitkan Twitter Pramono pada akunnya, Marwan pun membalas cuitan itu. "Hari gini kok baca berita masih setengah-setengah, yo dibaca baik-baik beritanya. Baru komentar senengane ngono kui (senangnya kok begitu)," cuit Marwan.
Lewat akun Twitternya, @marwan_jafar, Marwan juga membantah meminta diistimewakan. "Saya tidak pernah meminta menuntut hak istimewa," cuitnya.
Marwan pun menyinggung pihak-pihak yang mengkritiknya dan menganggap berkata tidak sesuai dengan fakta. "Orang yg memutar balikkan fakta dan berkata tdk sesuai dg fakta yg sesungguhnya adalah dhollun mudhillun,sesat menyesatkan.Na'udzu billah," kata Marwan, Jumat, 26 Februari 2016.
Baca: Dikritik Menteri Marwan Jafar, Ini Jawaban Garuda Indonesia
Netizen lain pun ikut berkomentar. "Ojo dumeh pak, klo emang telat ya sdh jangan nyalahin orang/pihak lain. Sudah ga jaman pejabat arogan. @marwan_jafar," kata akun @adnan_destroyer.
"Ooh.. ini @marwan_jafar Mantri yg gak tau profesionalisme itu. Dateng 2 jam sebelumnya, kalo gak mau ditinggal boss!," cuit @hendra21.
Marwan pun membela diri dan mengatakan bahwa dirinya mengkritik pelayanan Garuda, bukan masalah ia ditinggal penerbangan. "Wong saya protesnya karena pelayananya kurang bagus, kok kalian protesnya ke mana-mana, Piye toh," tuturnya.
Marwan sedianya akan menggunakan pesawat Garuda untuk terbang ke Yogyakarta guna menghadiri seminar nasional "Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan" di University Club Universitas Gadjah Mada. Penerbangan dari Jakarta dijadwalkan pukul 08.05 WIB. Namun ia beserta rombongan baru tiba pukul 08.00 dan terkejar. Marwan pun dialihkan ke pesawat Garuda berikutnya pada pukul 10.05 WIB. Lagi-lagi, penerbangannya harus tertunda akibat gangguan teknis dan menunggu untuk diperbaiki.
Baca: Mendadak Menteri Marwan Minta Direksi Garuda Diganti
Marwan, dalam seminar di Yogyakarta, kemudian meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengganti direksi PT Garuda Indonesia. Ia beralasan, negara memberikan proteksi besar pada perusahaan pelat merah tersebut, tapi tidak dibalas dengan kinerja yang baik.
AHMAD FAIZ