TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan penurunan tarif Jalan Tol Jembatan Suramadu sebesar 50 persen tak hanya berdampak pada peningkatan perekonomian warga di Pulau Madura.
Menurut dia, penurunan tarif itu juga punya dampak yang perlu diwaspadai, yakni usaha jasa penyeberangan atau Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) yang kian terpuruk. "Itu sudah risiko di dunia transportasi selaras dengan hukum ekonomi," kata Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Rabu, 2 Maret 2016.
Apalagi, Soekarwo menjelaskan, saat ini kapal yang melayani penyeberangan dari Surabaya ke Kamal, Madura, dan sebaliknya masih terlalu banyak. Karena itu, nantinya sebagian kapal penyeberangan tersebut harus dipindah ke tempat lain. "Dipindah ke Ketapang untuk melayani penyeberangan dari Pulau Jawa ke Bali," tuturnya. (Baca juga: Suramadu Bikin ASDP Kamal Rugi Rp 500 Juta per Bulan)
Pemindahan kapal-kapal itu akan dilakukan Kementerian Perhubungan, bukan dipindah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Soekarwo yakin kapal-kapal yang melayani penyeberangan dari Surabaya ke Madura memenuhi syarat untuk dipindahkan ke Ketapang. "Kapal-kapal penyeberangan Surabaya ke Madura ukurannya sama dengan yang di Ketapang," ujarnya.
Alasan pemindahan, kata Soekarwo, agar pengusaha kapal tidak mengalami kerugian. Selain itu, selama ini pemerintah tak bisa memenuhi permintaan ASDP Kamal untuk mensubsidi biaya operasional tiga kapal. "Ya, kalau subsidi tidak bisa, solusinya dipindah ke Ketapang," ucap Soekarwo.
Baca Juga:
Adapun tarif Jalan Tol Jembatan Suramadu turun 50 persen untuk kendaraan roda empat atau lebih sejak pukul 00.00, 1 Maret 2016. Tarif truk besar, yang semula Rp 90 ribu menjadi Rp 45 ribu dan truk sedang yang semula Rp 60 ribu menjadi Rp 30 ribu. Untuk kendaraan sedang yang awalnya Rp 30 ribu menjadi Rp 15 ribu. (Baca juga: DPRD Bangkalan Minta Tarif Suramadu Dihapus)
EDWIN FAJERIAL