TEMPO.CO, Bandung - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Deddy Wijaya mengatakan diskon 20 persen yang diberikan PT PLN buat industri yang ingin menambah daya belum cukup untuk mendorong pengembangan industri. “Saya kira itu sebagai perangsang saja,” kata dia pada Tempo, Kamis, 17 Maret 2016.
Deddy mengatakan, langkah yang paling pas saat ini justru menurunkan tarif listrik mengikuti penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Bahan baku pokok untuk listrik sudah turun banyak, sudah seabrek-abrek, demikian juga batu-bara turunnya luar biasa. Seharusnya tarif listrik juga harus turun,” kata dia.
Menurut Deddy, dengan tarif listrik yang ada saat ini, industri dengan kemampuan modal yang cukup masih memilih membangun pembangkit listrik sendiri karena biayanya jauh lebih murah dari pada mengandalkan listrik PLN. "Kalau produksi sendiri sekarang kira-kria per KWh hanya sekitara Rp 800 lebih, kalau dengan listrik PLN sudah mendekat Rp 1.200,” kata dia.
Deddy mengatakan, penurunan tarif listrik itu dibutuhkan utnuk menambah daya saing industri dalam negeri. Dia beralasan, subsidi pemerintah untuk BBM sudah juga sudah relatif longgar dengan turunnya harga minyak mentah dunia.
PT PLN dalam siaran persnya 16 Maret 2016 yang dikutip dalam situsnya mengumumkan pemberian diskon hingga 20 persen untuk biaya sambungan untuk pelanggan bisnis dan industri dengan daya antara 100-200 kilo Volt Ampere. Pemberian diskon itu diberikan dengan alasan, kebanayakn konsumen golongan bisnis dan industri merupakan jenis usaha pemula yang secara aktif mampu menggerakkan perekonomian.
Dalam rilisnya pertengahan Februari 2016 lalu, PLN mencatat pertumbuhan penjualan listrik pada Januari menembus 7,4 persen dibandingkan penjualan listrik sebulan sebelumnya. Pertumbuhan itu diklaimnya relatif tinggi karena sepanjang 2015, pertumbuhan penjualan listrik tidak pernah melebihi 3,7 persen. Total Terra Watt Hour (TWh) yang terjual pada Januari 2016 adalah sebesar 17,57 TWh sementara pada Januari 2015 penjualan hanya dikisaran 16,34 TWh.
PLN mencatat salah satu segmen penjualan listrik yang tumbuh adalah pelanggan listrik golongan industri yang meningkat 2,28 persen. Pada Desember 2015, penjualan listrik golongan industri sempat turun hingga minus 4,31 persen. Pertumbuhan penjualan listrik juga terjadi pada pelanggan golongan industri besar meliputi industri tekstil, ban, semen, baja, elektornik, serat sintetis, dan kimia.
AHMAD FIKRI