TEMPO.CO, Jakarta - Kusmayadi alias Agus, 32 tahun, ternyata sempat memberikan pelukan dan ciuman terakhir setelah membunuh dan memutilasi kekasihnya, Nur Atikah, 34 tahun. Agus mengaku memotong bagian tubuh perempuan yang sedang hamil enam bulan itu untuk menghilangkan jejak.
"Waktu mau memasukkan badan korban ke dalam kantong sampah, dia sempat memeluk badan korban kemudian mencium keningnya," kata Kepala Subdirektorat II Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, di Polda Metro Jaya, Jumat, 22 April 2016.
Baca: NURI DIMUTILASI: Kisah Dua Cinta Berbuah Nestapa
Proses mutilasi Nur Atikah tidak dilakukan Agus dalam satu hari. Dia mengaku membunuh Nur Atikah pada Ahad, 10 April 2016, seusai terlibat pertengkaran hebat. Saat itu, Agus memiting leher korban sekitar 30 menit hingga Atikah meregang nyawa. Ketakutan, Agus berpikir bagaimana caranya membuang badan korban.
Baca: NURI DIMUTILASI: Agus Playboy, Sembunyi di Rumah Eks Pacar
Jual HP Nuri, Agus si Pemutilasi Kabur ke... oleh tempovideochannel
Herry berujar, Agus saat itu melihat golok di bawah TV dan memotong kedua tangan korban dengan mata terpejam. Kemudian ia pergi ke Pasar Tiga Raksa membeli plastik sampah besar untuk membungkus potongan tangan itu. Pada malam harinya, ia meminta Erik membuang potongan tangan itu ke tempat sampah.
Pada Senin pagi, Agus kembali ke kamar kontrakan untuk membersihkan ceceran darah. Ia kembali berusaha memotong bagian kaki korban. Karena susah dan tekstur tulang yang keras, ia pergi ke Pasar Tiga Raksa untuk menjual telepon seluler Nur Atikah buat membeli gergaji dan sisanya untuk bekal hidup karena ia merencanakan kabur.
Baca: Ditangkap Polisi, Pelaku Mutilasi Ajak Selfie Krishna Murti
Setelah memotong kaki Atikah dan membuangnya, ia mendengar obrolan tetangga yang mencium adanya bau busuk seperti bangkai. Ingin mengetes kecurigaan tetangga, Agus menanyakan ihwal kemungkinan adanya bangkai tikus. Namun tetangga menganjurkan menelepon polisi karena bau bangkai tersebut tidak beres.
"Saat itulah kasur lipat dan seprei yang dipakai untuk mengelap darah, dan tinggal kepala dan tubuh Atikah dimasukkan ke kamar mandi. Dia juga menyemprotkan pengharum ruangan dan kopi, agar tidak bau," ujar Herry.
Baca: Pelaku Mutilasi Wanita Hamil Sempat Menjadi Gurandil
Karena kecurigaan tetangga, Agus tidak sempat membuang badan Nur Atikah. Dia memilih kabur ke Surabaya dan berencana membuka lembaran hidup baru dalam pelariannya. Namun, sepekan kemudian pada Rabu, 13 April 2016, polisi membekuknya di rumah makan Salero Bundo, Jalan Matrib, Karangpilang, Surabaya.
DESTRIANITA K.
BACA JUGA
Saipul Jamil Disidang, Sebut Kejanggalan & Punya Fakta Baru
Syahrini Soal Sedot Lemak: Apa yang Mau ...