TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah ke Masjid Luar Batang pada Senin malam, 2 Mei 2016, ditolak warga setempat. "Dia datang pada malam hari, ini diduga sebagai wujud provokasi dan melahirkan perpecahan,” kata sekretaris Masjid Luar Batang, Daeng Mansur Amin.
Warga Luar Batang, kata Mansur, menganggap kedatangan Saefullah justru mengganggu kenyamanan hidup masyarakat Luar Batang yang merupakan penduduk DKI Jakarta. Saefullah datang pada pukul 22.30 WIB untuk berkomunikasi yang isinya tidak akan ada penggusuran.
Awalnya, kata Mansur, pertemuan akan digelar di Balai Kota, tapi warga menolaknya. Warga menginginkan pertemuan digelar di kantor Kecamatan Penjaringan. Namun, justru Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan pertemuan diadakan di Masjid Keramat Luar Batang.
"Keinginan itu ditolak pihak masjid lantaran khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan yang akan mengganggu keselamatan warga kampung," tuturnya.
Pertemuan akhirnya dilakukan di kantor Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dihadiri Sekda Saefullah, pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Utara Wahyudi, Camat Penjaringan Kholid, Lurah Penjaringan Suranta, dan pihak RW 1, 2, 3, 4, Kelurahan Penjaringan pada pukul 20.30 hingga sekitar pukul 22.00 WIB.
Dari pertemuan tersebut, warga kecewa lantaran yang disampaikan Saefullah berbeda dengan apa yang selama ini dikabarkan kepada warga. Warga yang hadir kaget dan menolak. Mereka tidak mau memberikan jawaban sebab soal hukum sudah dikuasakan kepada pengacara Yusril Ihza Mahendra.
"Hasil pertemuan pun tidak jelas dan warga merasa dibohongi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," kata Mansur.
Saefullah sempat menyampaikan keinginannya untuk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid Keramat Luar Batang untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp 1 miliar dan seragam bagi marbut masjid. Namun pengurus masjid menolak dan menyarankan agar ia tidak datang ke Kampung Luar Batang dan juga ke masjid karena kondisi kampung sedang tegang pascapenggusuran Kampung Akuarium, Pasar Ikan.
Ternyata saran itu tidak digubris Saefullah, tanpa sepengetahuan dia datang ke Kampung dan Masjid Luar Batang. Saat itu ketua masjid, RT, RW, dan tokoh masyarakat sedang melakukan pertemuan lanjutan di rumah ketua RW. "Warga yang melihat langsung bereaksi dan berupaya melakukan pengusiran terhadap Saefullah beserta rombongannya," katanya.
Warga merasa kecolongan dan sangat menyesali tindakan Sekda yang tidak mengindahkan saran mereka dan dianggap cenderung memprovokasi. "Kami menduga bersikerasnya Sekda ini sudah diatur agar ada legitimasi bagi Ahok untuk menyudutkan masyarakat Kampung Luar Batang dan ada alasan untuk mendatangkan pasukannya ke Kampung Luar Batang," kata Manshur.
LARISSA HUDA