TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia, Tony Aprilani, mempertanyakan alasan Kelompok 85 yang menuntut adanya Kongres Luar Biasa (KLB).
Tuntutan KLB, kata Tony, seharusnya dilakukan sejak awal. “Jadi kami enggak perlu capek-capek adu urat,” kata Tony saat dihubungi, Ahad, 8 Mei 2016.
Ia mengatakan, sejak pertengahan tahun lalu, sudah dua kali klub menyatakan tak perlu ada KLB. Ia menyebut tuntutan Kelompok 85 kali ini perlu dipertanyakan.
Apalagi, kata Tony, hingga saat ini PSSI masih menjalankan fungsinya sebagai federasi sepak bola. Buktinya, kata dia, PSSI masih terus menuntut keadilan ke tingkat pengadilan tertinggi. “Kami hanya tak dapat izin mengadakan kompetisi,” katanya.
Tony mengatakan status Ketua Umum PSSI La Nyalla Matalitti sebagai tersangka tak ada hubungannya dengan sepak bola. Lagi pula, kata dia, sesuai dengan Artikel 30 dalam Statuta PSSI, Nyalla bisa menyerahkan tugasnya ke wakil ketua umum.
“Kami sudah berusaha agar federasi ini tetap berjalan, tapi salurannya yang disumbat,” katanya.
Menurut Tony, anggota Komite Eksekutif PSSI saat ini berkurang dua orang karena mundurnya Gusti Randa dan Johar Lin Eng. Berkurangnya jumlah anggota, kata dia, tak berpengaruh banyak pada kegiatan komite eksekutif. “Kami masih punya 12 anggota, masih sangat on,” ujarnya.
Meski mempertanyakan alasannya, Tony mengatakan Kelompok 85 telah menempuh jalur yang benar. “Sekarang tinggal Sekretariat Jenderal PSSI memverifikasi satu per satu,” ucapnya.
Jika memenuhi syarat, tak ada alasan PSSI memenuhi tuntutan Kelompok 85, begitu juga sebaliknya. “Kami enggak bisa sembarangan main ikuti saja, kan prosesnya panjang,” kata Tony. Dia mengatakan KLB PSSI juga harus dihadiri federasi sepak bola tingkat asia dan internasional, yakni AFC dan FIFA.
Saat ini, kata Tony, PSSI juga menunggu pencabutan pembekuan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. “Kan katanya mau dicabut dalam beberapa hari, kami menunggu saja,” ujarnya.
Pada Selasa pekan lalu, Kelompok 85 yang terdiri atas 87 pemilik suara mendatangi Kantor PSSI untuk menuntut agar KLB segera digelar. Mereka menamai diri dengan Kelompok 85 sesuai dengan jumlah voters yang memberi pernyataan mendukung adanya KLB PSSI. Ternyata, hingga saat diajukan, ada dua voters tambahan.
Manajer Persib Umuh Muchtar yang mewakili Kelompok 85 mengatakan permohonannya dan teman-teman murni untuk kebaikan sepak bola Indonesia. Ia mengatakan ada 87 voters yang menyatakan setuju adanya KLB. Sebanyak 87 voters tersebut terdiri atas 28 asosiasi provinsi, 13 Superliga, 14 Divisi Utama, 13 Liga Nusantara, dan 2 asosiasi pemain dan wasit.
TRI ARTINING PUTRI