TEMPO.CO, Solo - Maestro keroncong Waldjinah menggelar jumpa pers mengenai kegiatan Solo Keroncong Festival yang akan digelar pertengahan Mei ini. Seusai kegiatan, dia didaulat oleh sejumlah panitia untuk menyanyi, diiringi sekelompok pemusik yang menghadiri acara tersebut.
Jumpa pers tersebut digelar di salah satu gedung pertemuan yang ada di Solo, Selasa, 10 Mei 2016. Dalam acara tersebut, sejumlah panitia juga turut bernyanyi secara bergantian untuk menghibur awak media yang hadir.
Dalam kesempatan itu, Waldjinah memilih lagu lama berjudul Pandan Wangi. Lagu itu karya pengarang lagu legendaris Gesang Martohartono. "Lagu ini spesial, belum ada penyanyi keroncong yang rekaman dengan lagu ini," kata Waldjinah.
Waldjinah menyanyikan lagu bernada tinggi itu sekitar empat menit. Mengingat kondisi kesehatannya yang tidak begitu bagus, Waldjinah memilih menyanyi tanpa meninggalkan tempat duduknya.
Setelah menyanyi, Waldjinah langsung melepas kacamata serta mengambil selembar tisu untuk mengusap air matanya yang meleleh. "Saya memang selalu nangis jika menyanyi lagu ini," ujarnya terbata-bata.
Menurut Waldjinah, lagu itu selalu mengingatkannya pada salah satu putrinya yang telah meninggal. "Dia sangat suka menyanyikan lagu ini," tuturnya.
Lagu Pandan Wangi bercerita mengenai seorang pejuang yang harus meninggalkan kekasihnya untuk berangkat perang. Sebelum berangkat, dia menanam pohon pandan wangi untuk kekasihnya sebagai pengingat serta kenang-kenangan jika dia gugur di medan laga.
Solo Keroncong Festival akan digelar pertengahan Mei ini di Benteng Vastenburg, Solo. Sejumlah musikus keroncong akan mengisi acara tersebut, seperti Sruti Respati, Endah Laras, kelompok Sinten Remen, serta Waldjinah.
AHMAD RAFIQ