TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa tempat wisata di Banyuwangi menjadi tempat tujuan 18 media asal Jepang. Mereka melakukan fam trip—perjalanan untuk mengenal produk-produk wisata—di blue fire Kawah Ijen, desa wisata, hingga menikmati landscape pantai dan pegunungan Banyuwangi.
Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Kementerian Pariwisata di Jepang, Naomi Takahashi, mengatakan Banyuwangi dipilih oleh 18 media di Jepang sebagai lokasi fam trip karena obyek wisata Banyuwangi sesuai dengan karakter wisatawan Jepang yang tidak menyukai medan sulit. Cukup berkeliling satu kota, wisatawan sudah bisa menjangkau banyak destinasi wisata.
“Ada banyak obyek wisata alam yang bisa dinikmati di sini, dari wisata pantai, desa yang memiliki kultur unik, hingga gunung yang terkenal dengan api birunya. Ini sangat menakjubkan. Cerita-cerita unik dan menarik yang dijumpai di Banyuwangi pasti dipromosikan di Jepang oleh para jurnalis kami,” kata Naomi dalam keterangan rilisnya, Jumat, 27 Mei 2016.
Salah satu fotografer dari Japan Professional Photographers Society, Takehito Miyatake, menuturkan Banyuwangi memiliki pemandangan alam yang cantik dan unik. Karakteristik penduduknya yang ramah dan suasana perdesaan yang khas membuatnya sangat suka dengan Banyuwangi. “Sepanjang mata memandang, saya melihat hamparan sawah yang luas dan bertingkat-tingkat (terasering, red). Itu menjadi pemandangan yang menakjubkan," tuturnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat terhormat Banyuwangi dipilih sebagai lokasi fam trip para jurnalis asal Negeri Sakura tersebut. Kunjungan itu bagi Anas sangat berharga karena bisa mempromosikan Banyuwangi ke mancanegara. “Inilah Banyuwangi. Di sini Anda bisa melihat keramahtamahan penduduk di desa-desa. Banyuwangi salah satu miniatur Indonesia. Meski Indonesia mayoritas muslim, di sini toleransi beragama sangat dijunjung tinggi,” ucapnya.
Anas menuturkan promosi wisata Banyuwangi tak dilakukan lewat pemasangan iklan di media massa yang tergolong mahal. Promosi hanya dilakukan dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Berbagai gebrakan itu membuat Banyuwangi berkembang. Kunjungan wisatawan Nusantara melonjak 161 persen dari 651.500 orang pada 2010 menjadi 1.701.230 orang pada 2015.
Wisatawan mancanegara meningkat 210 persen dari kisaran 13.200 orang pada 2010 menjadi 41.000 orang pada 2015. Hotel dan restoran tumbuh. Kegiatan ekonomi kreatif, seperti kerajinan, industri oleh-oleh, dan batik, menggeliat.
ABDUL AZIS