TEMPO.CO, Jakarta - Menghabiskan waktu bersama keluarga merupakan hal yang sangat berarti. Kesibukan anggota keluarga sering menjadi penghalang terwujudnya momen family time. Orang tua sibuk dengan urusan pekerjaan, begitu juga anak yang mulai memiliki dunia sendiri.
Umumnya, di era digital saat ini, anggota keluarga asyik bermain gawai. Keadaan tersebut membatasi komunikasi antar-anggota keluarga. Bahkan acap kali terjadi konflik karena kurangnya komunikasi.
Psikolog anak dan keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan tak sedikit anggota keluarga yang kesulitan memulai komunikasi sesama anggota keluarga.
“Sulitnya memulai komunikasi disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya kesibukan orang tua. Sehingga tidak ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Bahkan ada yang tinggal satu rumah tapi berkomunikasi lewat WhatsApp,” kata Vera dalam peluncuran kampanye I Klop U, di Jakarta, Kamis, 2 Juni 2016.
Lebih lanjut, Vera menjelaskan pentingnya menciptakan family time dalam sebuah keluarga agar bisa tercipta komunikasi yang baik antar-anggota keluarga. Lalu bagaimana mencari waktu yang tepat untuk family time?
“Coba cari momen yang enak dan santai untuk membuat family time lebih rileks. Lihat apakah si ayah sedang santai. Begitu pun anak, apakah sedang tidak ada kegiatan. Nah, ibu bisa menciptakan momen dengan minum teh sambil makan cookies,” ujarnya.
Momen family time harus diusahakan dalam sebuah keluarga. Momen ketika semua anggota keluarga melakukan aktivitas yang menyenangkan dan tercipta interaksi. Karena itu, menurut Vera, momen family time harus selalu tercipta dan ini menjadi bagian komitmen orang tua.
“Adanya momen family time akan lebih mendekatkan hubungan emosional antara anggota keluarga. Tidak perlu ditargetkan harus apa dan bagaimana. Toh, saat semuanya merasa nyaman dan suka maka semua ketegangan pun mencair. Anak jadi lebih terbuka kepada orang tua, begitu pun sebaliknya,” kata Vera.