Menteri Jonan Kerahkan Pejabat Cek Angkutan Lebaran  

Editor

Zed abidien

Menhub Ignasius Jonan mengenakan kacamata hitam saat sidak di Stasiun Banyuwangi Baru, Banyuwangi, Jawa Timur, 16 Juni 2016. Menteri Jonan mengatakan, armada transportasi yang tidak laik jalan dilarang beroperasi saat mudik dan balik Lebaran 2016. ANTARA/Budi Candra Setya
Menhub Ignasius Jonan mengenakan kacamata hitam saat sidak di Stasiun Banyuwangi Baru, Banyuwangi, Jawa Timur, 16 Juni 2016. Menteri Jonan mengatakan, armada transportasi yang tidak laik jalan dilarang beroperasi saat mudik dan balik Lebaran 2016. ANTARA/Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Semarang - Menteri Perhubungan Ignatius Jonan mengerahkan semua pejabat kementerian yang ia pimpin untuk meninjau persiapan angkutan Lebaran. Pengerahan pejabat kementerian perhubungan itu dilakukan lewat instruksi Jonan agar seluruh pejabat eselon 1 hingga 3 meninjau ke lapangan.

“Tinjauan langsung melihat kawan-kawan di lapangan operator dan bandara serta operasional lainnya dalam rangka memberikan pelayanan terbaik angkutan Lebaran,” kata staf ahli Menteri Perhubungan Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi, Umar Aris, saat meninjau Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Senin, 27 Juni 2016.

Ia menegaskan tinjauan yang dilakukan para pejabat itu bukan sekadar memantau, namun memberikan solusi bila ada hal yang dirasakan kurang lancar. “Termasuk hari ini kami mendatangi Bandara Ahmad Yani, sudah ada persiapan yang komprehensif,” kata Umar.

Umar menyebutkan, belum ada hambatan berarti dalam persiapan angkutan Lebaran. Namun ia menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan mengutamakan keselamatan keamanan dan pelayanan yang baik. “Kalau ada hambatan keluhan pelanggan, akan direspons dengan baik,” katanya.

Tercatat, Kementerian Perhubungan mengerahkan seluruh pejabatnya di Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perkeretaapian, termasuk ke pelabuhan dan terminal, dengan agenda mengecek kesiapan pelayanan.

Umar memastikan tahun ini tak ada kompromi bagi angkutan yang tak layak jalan dan mengancam keselamatan pengguna. Hal itu berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu. “Kalau sekarang ada yang kurang, kami tingkatkan. Tak ada kompromi bagi angkutan yang rawan,” katanya.

EDI FAISOL