TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Barack Obama ingin mengakhiri kesepakatan “offshore procurement” agar Amerika tidak perlu memperpanjang subsidinya untuk sektor pertahanan Israel sampai 2029. AS masih menjalankan kesepakatannya dengan Israel untuk terus mensubsidi industri pertahanan Israel sejumlah miliaran dolar dari pajak AS setiap tahun.
Desakan Obama untuk mengakhiri subsidi tersebut didasari kegelisahan yang tumbuh di sejumlah perusahaan-perusahaan pertahanan di AS. Mereka menuding AS membantu pesaingnya dalam penjualan senjata di pasar internasional.
Mary Beth Long, konsultan independen untuk perusahaan pertahanan Amerika, mendukung keputusan Obama. "Ini tidak masuk akal. Jika proyek itu penting, dan oleh karena itu kita harus mensubsidinya, mengapa Israel tidak mencari uang sendiri?” kata Long seperti dikutip dari politiususa, 27 Juni 2016.
Proyek yang dikatakan oleh Long adalah pembuatan sistem rudal pertahanan “Iron Dome” Israel. Sejak 2010, Israel menerima dana dari AS hampir US$ 1 miliar, di samping paket bantuan tahunan sejumlah US$ 3,1 miliar.
Mengenai subsidi besar-besaran yang AS berikan, tidak sedikit warga AS yang merasa bantuan ini berlebihan karena hampir seperempat anak-anak di AS hidup dalam kemiskinan dan 1,7 juta veteran masih menggantungkan hidupnya pada pemerintah.
Ini adalah waktu bagi Israel untuk menyokong pertahanannya sendiri dan bagi AS untuk mencegah industri pertahanannya sendiri gulung tikar akibat "hubungan khusus" yang hanya menguntungkan Israel serta merugikan Amerika.
POLITICUS USA | IQRA ARDINI