TEMPO.CO, Ponorogo - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan permasalahan antara Indonesia dan Filipina akan berakhir dengan baik. Wacana yang diterima melalui delegasi Indonesia di Filipina menyatakan pengiriman batu baru bisa dilakukan kembali.
"Ke depan, TNI boleh menaiki kapal yang membawa batu bara ke Filipina,’’ kata Luhut saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis, 30 Juni 2016.
Beberapa waktu terakhir, menurut Luhut, Indonesia menghentikan pengiriman batu bara ke Filipina. Sebab, tidak ada jaminan keamanan jalur pelayaran di negara tersebut. Bahkan, selama periode Maret-April 2016, telah terjadi dua kasus penyanderaan anak buah kapal pengangkut batu bara.
Apabila moratorium pengiriman batu baru terus dilakukan Indonesia, Luhut meyakini Filipina akan kewalahan. Sebab, 96 persen kebutuhan bahan bakar tersebut berasal dari Indonesia. Apabila pengiriman distop terus-menerus, Filipina bisa kehabisan energi.
"Mereka juga glegekan, enggak bisa hidup. Mereka punya kepentingan dan inilah yang dijadikan bargaining,” ujarnya di depan tamu undangan acara Silaturahmi Menko Polhukam bersama Forum Pimpinan Daerah, Musyawarah Pimpinan Kecamatan, Kepala Desa, dan Lurah se-Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Luhut menuturkan pengiriman batu bara ke Filipina memiliki nilai ekonomi yang mencapai lebih dari Rp 13 triliun. Karena itu, perlu adanya jaminan keamanan bagi kapal pengangkut bahan bakar itu dari Indonesia ke Filipina selatan.
Menurut dia, Menteri Perhubungan sudah berbicara dengan Duta Besar Filipina untuk Indonesia terkait dengan jaminan pengamanan lalu lintas laut itu. Diharapkan kerja sama kedua negara kembali bisa berjalan lantaran saling membutuhkan.
NOFIKA DIAN NUGROHO