TEMPO.CO, Tokyo - Penelitian oleh Nishimura Kazuo dari Kobe University dan Yagi Tadashi dari Doshisha University mengungkap hubungan perhatian orang tua dengan berbagai aspek dalam kehidupan anak. Penelitian mereka menyatakan anak yang menerima perhatian positif dari orang tuanya akan berpenghasilan tinggi, memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi, sukses secara akademik, dan mempunyai moral yang kuat.
Sebanyak 5.000 pria dan wanita menjawab pertanyaan tentang hubungannya dengan orang tua semasa kecil. Peneliti menemukan pernyataan seperti, “Orang tua sangat mempercayai saya,” atau “Saya merasa keluarga tak memperhatikan saya.”
Menggunakan data ini, peneliti mengidentifikasi empat faktor. “Empat faktor itu adalah perhatian dan tidak perhatian, rasa percaya, aturan, dan kebebasan,” kata Kazuo. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengelompokkan metode pengasuhan menjadi enam.
1. Supportive (mendukung)
Metode ini memberi tingkat kebebasan yang tinggi atau rata-rata pada anak. Tingkat kepercayaan tinggi menunjukkan perhatian yang tinggi pada anak dan menghabiskan banyak waktu bersama anak.
2. Strict (otoriter)
Dengan metode ini, anak memiliki tingkat kebebasan yang rendah. Kepercayaan pada anak tingkatnya mulai medium hingga tinggi, perhatian yang cukup, dan banyak aturan.
3. Indulgent (membiarkan anak melakukan yang disukai)
Orang tua akan memberikan kepercayaan yang tinggi kepada anak dan tak ada aturan yang ketat sama sekali. Waktu yang dihabiskan bersama anak cukup banyak.
4. Easygoing (santai dan toleran)
Anak mendapat perhatian yang sedikit, tak ketat sama sekali, sedikit waktu kebersamaan, dan aturan yang sangat sedikit.
5. Harsh (didikan keras)
Perhatian yang dicurahkan kepada anak sangat sedikit. Orang tua hanya memberi sedikit kebebasan dan kepercayaan. Aturan yang diterapkan orang tua ketat.
6. Average (rata-rata)
Semua faktor diberikan dalam tingkat rata-rata.
Hasil penelitiannya, orang yang diasuh dengan metode supportive punya gaji tinggi, sukses secara akademis, dan tingkat kebahagiaannya tinggi. Sebaliknya, partisipan yang diasuh dengan metode otoriter dengan perhatian tinggi dan ketatnya disiplin punya gaji tinggi dan sukses secara akademis. “Tapi lebih sering stres dan kurang bahagia,” tutur Kazuo.
SCIENCE DAILY | TRI ARTINING PUTRI