TEMPO.CO, Mogadishu - Kelompok militan Al-Shabaab di Somalia melancarkan bom bunuh diri di dekat Bandar Udara Mogadishu, Selasa, 26 Juli 2016. Sedikitnya 12 orang dilaporkan meninggal akibat kejadian tersebut.
Petugas dari Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Somalia (UNSOM) kepada CNN mengatakan kelompok militan tersebut melakukan aksi teror dengan meledakkan dua kendaraan yang sarat dengan bahan peledak.
Serangan tersebut terjadi pada Selasa pagi, tepat di dekat perimeter Bandar Udara Internasional Aden Adde di Mogadishu. Ledakan itu berada tak jauh dari pangkalan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Afrika.
Juru Bicara Al-Shabaab, Abdul Aziz, angkat bicara melalui Radio Andalus, media propaganda milik kelompok militan itu. Dia mengatakan, bertanggung jawab atas teor itu dan terang-terangan menargetkan para penjaga misi perdamaian dari PBB.
Perwakilan Khusus PBB, Michael Keating mengatakan kelompok militan Al-Shabaab telah membunuh sedikitnya 12 warga Somalia. "Al-Shabaab sekali lagi melakukan serangan kejam yang telah merenggut nyawa setidaknya selusin orang Somalia," ucapnya.
Kkeating mengatakan, teror tersebut adalah contoh dari upaya pada ekstremis untuk mengganggu kemajuan politik di negara itu. Baik itu politik di pemerintahan Somalia atau di tingkat PBB yang membawa misi perdamaian.
Juru bicara pemerintah Somalia, Abdifitah Omar Halane, kepada Kantor Berita Nasional Somalia (Sonna) menjelaskan ada total 13 warganya yang tewas akibat insiden ini. Ditambah 19 orang mengalami luka-luka.
Halane juga menyebutkan ada beberapa anggota penjaga perdamaian swasta yang tewas akibat teror terbaru itu. Tapi, Halane memastikan bahwa tidak ada personil dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang meninggal.
Akhir-akhir ini, kelompok militan menyerang warga Somalia dan membunuh sedikitnya 150 orang. Sebagian besar korban siswa di Garissa University College di Kenya yang diserang pada April 2015. Militan menyasar pasukan PBB, wartawan, pekerja bantuan perdamaian, dan menargetkan sekolah serta gereja.
CNN.COM | AVIT HIDAYAT