TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menetapkan harga referensi produk crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah untuk penetapan bea keluar (BK) periode Agustus 2016 sebesar US$ 676,34 per metrik ton. Jumlah tersebut turun US$ 35,74 atau 5,02 persen dari periode Juli 2016, yaitu US$ 711,98 per metrik ton.
Dengan demikian, ekspor CPO pada periode Agustus 2016 tidak akan dikenai bea keluar. Hal itu sesuai dengan lampiran PMK 136 Tahun 2015 pada kolom I sebesar US$ 0 per metrik ton. “Saat ini, harga referensi CPO kembali turun dan di bawah ambang batas pengenaan BK di level US$ 750,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Dody Edward di Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016. Pembebasan bea keluar akibat rendahnya harga ini masih sama dengan bulan lalu.
Keputusan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50/M-DAG/PER/7/2016 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.
Adapun harga referensi biji kakao pada Agustus 2016 naik US$ 35 atau 1,15 persen dari US$ 3.043,95 menjadi US$ 3.078,95 per metrik ton. Hal ini berdampak pada penetapan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao yang juga naik US$ 34 atau 1,2 persen dari US$ 2.743 per metrik ton. Dengan demikian, harga biji kakao pada Agustus 2016 menjadi US$ 2.777 per metrik ton.
Penurunan harga referensi dan HPE biji kakao ini disebabkan menurunnya harga internasional komoditas tersebut. Namun BK biji kakao tidak berubah dibanding periode bulan sebelumnya, yaitu 10 persen.
Dody menambahkan, perubahan harga hanya terjadi pada CPO dan biji kakao. Sedangkan untuk HPE dan BK komoditas produk lain, misalnya kayu dan produk kulit, tidak ada perubahan dari periode bulan sebelumnya.
BAGUS PRASETIYO