TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hal aneh jika anak-anak sekarang banyak menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi. Jika anak Anda termasuk di antara mereka, batasi dari sekarang. The American Academy of Pediatrics melarang penggunaan media audio visual yang berlebihan kepada anak di bawah 2 tahun. Lembaga ini juga merekomendasikan agar membatasi waktu menonton televisi untuk anak, yakni tidak lebih dari satu atau dua jam sehari.
Terlalu banyak menonton televisi dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan dan kemampuan anak. Berikut ini imbas jika buah hati Anda terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi.
1. Obesitas
Semakin banyak anak menghabiskan waktu di depan televisi, maka semakin besar pula risiko terkena obesitas. Terlebih jika ada televisi di dalam kamar anak. Bukan tidak mungkin anak-anak menjadi target konsumtif iklan makanan junkfood.
2. Kurang tidur
Anak yang sering menonton televisi memiliki risiko lebih besar mengalami kesulitan tidur atau jadwal tidur yang tidak teratur. Anak yang kurang tidur akan mudah lelah dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan ringan atau ngemil semakin tinggi.
3. Masalah perilaku
Anak usia sekolah yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk menonton televisi atau menggunakan komputer cenderung memiliki masalah emosional, sosial, dan perhatian. Menonton televisi secara berlebihan pada usia 4 tahun dapat terkena bullying pada usia 6-11 tahun.
4. Prestasi akademik menurun
Anak usia sekolah yang memiliki televisi di kamar tidur cenderung mendapat nilai buruk dibanding anak yang tidak memiliki televisi di kamar tidurnya. Dampak dari gandrungnya menonton televisi juga tercermin dari turunnya daya kreativitas karena anak menjadi pasif dan kurang bermain.
5. Kekerasan
Berita atau tayangan yang menampilkan kekerasan dapat mempengaruhi kepribadian anak. Secara tidak sadar, mereka belajar memecahkan masalah dengan kekerasan.
MAYO CLINIC | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Minimal Luncurkan Kemeja Z-Shirt
Cara Sederhana agar Rumah Senantiasa Bersih
Apa Saja yang Disembunyikan Suami dari Istrinya?