TEMPO.CO, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun pada paruh pertama 2016. Laba tersebut meningkat 12,5 persen atau Rp 368 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, free cash flow tumbuh 19,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,4 triliun.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan, kunci keberhasilan bisnis Unilever Indonesia merupakan komitmen mereka dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan. Hal tersebut sejalan dengan strategi bisnis mereka secara global, yakni Unilever Sustainable Living Plan (USLP), baik dari sisi operasional, inovasi, brand, maupun filosofi mereka dalam berbisnis.
"Hal ini sangat membantu kami dalam menumbuhkan bisnis, menekan biaya dan memperkecil risiko, serta meningkatkan kepercayaan," kata Hemant Bakshi dalam pesan tertulisnya, Rabu, 3 Agustus 2016.
USLP merupakan skema untuk mencapai visi Unilever dalam menumbuhkan bisnis seraya mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang ditimbulkannya serta meningkatkan manfaat sosialnya di masyarakat. "Strategi ini membantu kami mempertahankan pertumbuhan, top line dan bottom line," ucap Hemant.
Secara keseluruhan, perseroan mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 10,3 persen YoY pada semester pertama 2016. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan di segmen home dan personal care sebesar 8,4 persen YoY, serta foods dan refreshment sebesar 14,5 YoY.
Adapun penjualan bersih pada kuartal kedua sebesar Rp 10,8 triliun atau meningkat 14,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni menjadi Rp 20,7 triliun. Kinerja ini, kata Hemant, juga berhasil memperkuat arus kas dan meningkatkan profitabilitas.
DESTRIANITA