TEMPO.CO, Bantul - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan wacana sekolah sehari penuh (full day school) tetap berjalan meskipun mendapat penolakan.
"Full day (sehari penuh), jalan. Teknisnya belum, tetapi insya Allah jalan. Itu berkaitan dengan pendidikan karakter tingkat SD dan SMP," kata Mendikbud seusai berkunjung ke SMK Muhammadiyah Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.
BACA: 3 Alasan Menteri Muhadjir Full Day School Akan Menyenangkan
Gagasan Full Day School, Ini yang Dikhawatirkan
Menurut dia, penerapan sekolah sehari penuh akan terus dikaji dan disiapkan teknis pelaksanaannya, penerapan itu mempertimbangkan pendidikan karakter, meskipun di lingkungan keluarga juga ada pendidikan karakter.
"Di keluarga iya (ada pendidikan karakter). Akan tetapi kan gak ada jeleknya sekolah ikut menanggung," kata Menteri, yang kemudian bergegas meninggalkan SMK Muhammadiyah Imogiri.
Dalam kunjungannya tersebut, Mendikbud juga meresmikan peluncuran mobil tenaga hybrid yang didesain menyerupai mobil balap formula karya siswa SMK Muhammadiyah Imogiri, Muhadjir juga mencoba menyalakan mesin mobil.
Kepala SMK Muhammadiyah Imogiri, Bantul, Nur Wahyuntoro, mengatakan mobil hybrid dengan menggunakan tenaga listrik dan bahan bakar premium serta dilengkapi dengan panel surya tersebut merupakan karya praktek siswa di sekolah.
"Para siswa jurusan teknik kendaraan ringan terus berkarya, tahun lalu hasil pembelajaran praktik siswa berupa mobil gokar bertenaga elpiji. Tahun ini mobil bertenaga hybrid," katanya.
Terkait dengan penerapan sekolah sehari penuh yang diwacanakan Mendikbud, kata dia, sekolah menyatakan siap merealisasikan, bahkan penerapan sekolah sehari penuh di sekolah ini sudah dilaksanakan sejak dua tahun terakhir.
"Kami sudah siap, bahkan sejak dua tahun lalu siswa belajar di sekolah sampai pukul 17.00 WIB. Pertimbangannya jika anak pulang lebih awal, anak lebih banyak waktu luang," katanya.
ANTARA