TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum dinyatakan positif hamil, Cynthia Lamusu dan Surya Saputra sempat pasrah, kalaupun hanya ditakdirkan berdua, mereka tetap besyukur.
“Intinya kan kebahagiaan, berusaha menikmati banyak berkah lain yang Allah beri,” kata Cynthia.
Bagi Surya, penantian delapan tahun itu bukan hal yang menyiksa. “Karena saya menjalaninya dengan wanita yang sangat spesial.”
Upaya demi upaya untuk memiliki momongan tetap dijalani dengan hati sabar, ikhlas, dan penuh cinta. Pada 2014 dan 2015, Cynthia dua kali mencoba program kehamilan dengan cara inseminasi. Tapi sayang, usaha itu tak membuahkan hasil.
“Akhirnya, kami berikhtiar. Tahun 2016, kami mencoba program bayi tabung. Dimulailah dengan jadwal intens konsultasi dengan dokter di awal tahun,” ucap Cynthia.
Mereka melakukan program kehamilan ini di Bunda International Clinic Morula, Jakarta Pusat, di bawah penanganan dr Ivan Sini.
Tengah bolak-balik konsultasi dengan dokter, ujian lain menghampiri. “Pertengahan Januari lalu, saya terserang DBD,” ujar Cynthia. Program kehamilan pun ditunda hingga Mei 2016.
“Namun ternyata rencana Allah SWT berbeda. Kami malah ada waktu dan niat untuk memulai program satu bulan lebih awal, yaitu April,” tutur Cynthia.
Menjalani program in vitro fertilization atau bayi tabung bukan sesuatu yang mudah. Menurut Cynthia, dibutuhkan kesiapan mental dan materi. Secara materi, program bayi tabung sangat mahal. Sekali program bisa mencapai Rp 60 juta.
“Secara materi, dari jauh hari, alhamdulillah, sudah ada tabungan yang kami sisihkan untuk dana anak-anak. Namun yang agak sulit adalah kesiapan mental. Harus benar-benar ada niat dari kedua pihak. Kami harus benar-benar meluangkan waktu yang pas. Kami harus benar-benar fokus. Salah satu caranya, kami mengurangi aktivitas,” kata Cynthia.
Mereka saling mendukung, melengkapi, lalu menyerahkan kembali sepenuhnya kepada Allah. Mereka juga siap dengan segala kemungkinan: program bayi tabung bisa berhasil dan bisa tidak.
“Kami percaya, saat kita pasrah, semua akan indah pada waktunya. Allah memiliki rencana-Nya sendiri. Alhamdulillah, program bayi tabung pertama kami ini berhasil,” ucap Cynthia bersyukur.