TEMPO.CO, Jakarta - Devin Rose merasa tertipu setelah membeli beberapa lembar kaus di gerai Zara Sherman Oaks di California, Amerika Serikat.
“Di balik label yang dianggap elegan, Zara menerapkan praktek penipuan melalui metode penjualan," kata Rose, seperti dilansir Glamour, Kamis, 25 Agustus 2016. Rose mengatakan promosi Zara membuat konsumen tertarik dengan produk murah yang justru membuat pelanggan membayar dengan harga tinggi.
Baca Juga:
Rose ingat betul ketika membeli kaus beberapa waktu lalu. Pada label tertera harga dalam mata uang euro dan dolar. Ketika berbelanja, Rose berfokus memilih kemeja mana yang hendak dibeli dan berapa jumlahnya. Sampai di kasir, dia membayar dalam bentuk dolar.
Sesampainya di rumah, Rose kemudian menghitung ulang belanjaannya. Dia iseng-iseng mengkonversi nilai kaus dalam bentuk euro ke dolar Amerika Serikat. Di situ, barulah Rose sadar bahwa harganya tidak sesuai. Dia telah membayar dengan harga yang lebih mahal.
“Sesuai konversi nilai tukar euro ke dolar Amerika, sepotong kaus tersebut seharga 99,5 euro atau sekitar US$ 11,26. Adapun Rose harus membayar US$ 17,90 per potong," begitu tertulis dalam gugatan Rose. "Ada kenaikan hampir 60 persen.”
Gara-gara insiden itu, Rose meminta Zara membayar ganti rugi senilai US$ 5 juta. Rose menuding label asal Spanyol itu telah menetapkan harga yang terlalu tinggi kepada pelanggannya di Amerika Serikat.
Zara Amerika Serikat membantah tuduhan Rose. Zara menyatakan berkomitmen untuk transparan dan jujur terhadap pelanggannya. Zara juga berfokus pada pelayanan pelanggan yang baik dan produk fashion berkualitas tinggi. Atas gugatan Rose, Zara akan menanggapinya lewat jalur hukum.
GLAMOUR | NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Kiat Agar Kehidupan Pernikahan Tidak Membosankan
Wanita Rela Lakukan 5 Hal Ekstrem Demi Tampil Cantik
'Say Cheese' di Depan Kamera Ternyata Salah, Ucapkanlah...