TEMPO.CO, Surabaya - Atlet panah Riau Ega Agatha mengatakan, selama menjalani pelatihan nasional (pelatnas) persiapan Olimpiade, makanan di hotel sempat membuatnya bosan. Sebab, lauk dan sayur yang disediakan sering sama setiap hari.
"Saya sama atlet yang lain ada kalanya bosan makanan saat pelatnas," ujar Riau kepada Tempo seusai latihan di Lapangan KONI, Surabaya, Rabu, 24 Agustus 2016.
Jika bosan, dia dan teman-temannya selalu mencari makanan di luar hotel tempat menginap saat pelatnas. Namun sering kali mereka malas ke luar hotel. "Kalau malas keluar, ya meski bosan tetap kami makan," katanya sambil tersenyum.
Meski begitu, Riau bukanlah atlet yang “rewel” soal makanan. Riau akan memakan apa saja yang disediakan Satklak Prima selama pelatnas maupun saat Olimpiade. Saat Olimpiade Rio 2016, menurut Riau, masakan yang disediakan sudah cukup.
Pelatih panahan Indonesia, Denny Trisyanto, mengatakan, saat pelatnas, Satklak Prima menjatah uang makan dan penginapan Rp 500 ribu setiap hari untuk seorang atlet panahan. Namun Denny enggan berkomentar lebih jauh mengenai jatah itu. "Kalau ada yang bilang uang segitu itu minim, ya itu potret pelatnas kita," tuturnya.
Pelatih dan manajer berusaha agar uang Rp 500 ribu bisa cukup memenuhi nutrisi makanan dan penginapannya. "Dana segitu kami usahakan cukup penuhi 3.500 kalori yang dibutuhkan atlet dari makanan," ucap Denny.
Riau adalah atlet panahan Indonesia saat Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dia sempat membuat kejutan saat mengalahkan pemanah nomor satu dunia asal Korea Selatan, Kim Woo-jin. Sayang, saat babak 16 besar, kejutan Riau terhenti setelah dikalahkan pemanah Italia, Mauro Nespali. Mauro menang telak 6-0 atas Riau.
EDWIN FAJERIAL