TEMPO.CO, Jakarta - Di hari jadi ke-68, polisi wanita mendapat pujian sekaligus kritikan dari Kepala Kepolisian Jenderal M. Tito Karnavian. Dalam sambutan perayaan HUT Polwan yang jatuh pada 1 September, Tito memuji Polwan karena umumnya sulit disogok. Polwan pun mempunyai kelebihan menangani kasus perempuan dan anak-anak.
Tito menyebutkan, dulu banyak Polwan berprestasi. Ada yang pandai menyanyi atau membentuk kelompok drum band, ada juga yang jago tembak. Kapolri memuji Polwan yang mengatur lalu lintas di jalan. Namun dia juga prihatin dengan perilaku beberapa Polwan yang muncul di media sosial.
Baca: Putus Cinta dengan Polwan, Polisi Bunuh Diri Pakai Pistol
"Ada fenomena belakangan ini yang menjadi catatan saya dan Bhayangkari (istri polisi), yaitu penggunaan media sosial," ujarnya. Tito menjelaskan, dampak media sosial sangat luar biasa. Sebab, begitu foto atau tulisan diunggah, keberadaannya langsung beredar. Dalam hitungan detik, jutaan orang bisa melihatnya.
"Nah, kita melihat di beberapa media sosial yang diunggah adik-adik Polwan, ada hal-hal yang mungkin tidak disadari bisa membuat citra Polri menjadi kurang baik," ujar Jenderal Tito mengaku ia sampai menyampaikan kekhawatirannya itu di grup komunikasi para kepala kepolisian daerah.
Baca: Di Depan Kapolri, Polwan Cantik Ini Mengunyah Silet
Tito mengungkapkan, ada Polwan muda berpakaian dinas, berfoto dengan polisi laki-laki. Polwan itu dicium. "Ini kurang bagus karena (dia) menggunakan seragam polisi. Tolong ingat betul, kalau kita memakai pakaian polisi, itu berarti membawa institusi 430 ribu orang," kata Tito menegaskan dalam sambutannya.
Tito tidak melarang polisi menggunakan media sosial. Namun, pengunaan itu harus untuk hal-hal positif. Misalnya, Polwan yang mengunggah kegiatannya sedang melatih anak-anak yatim-piatu belajar. Atau, saat Lebaran di Jawa Barat, ada foto Polwan yang duduk karena kelelahan setelah menangani kemacetan arus mudik.
Baca: Dipecat karena Video Erotis, Polwan Ini Jadi Penari Striptis
"Itu positif bagi kami. Sudah cantik, kerja keras lagi untuk polisi, kan luar biasa," kata Tito. "Silakan tampil bercantik ria, tapi pada saat momentum yang positif bagi polisi," ujarnya. Menurut Tito, Polwan menjadi ujung tombak pembaruan Polri, terutama menghilangkan budaya korupsi dan arogansi kekerasan serta kekuasaan polisi.
REZKI ALVIONITASARI
Baca Juga
Barang Aa Gatot Disita, dari Vibrator hingga Pistol
5 Topik yang Paling Dicari Netizen Pekan Ke-3 Agustus