TEMPO.CO, Jakarta - Panahan menyeruak menjadi olahraga yang banyak digemari anak-anak Jakarta dan kota-kota di sekitarnya beberapa tahun belakangan. Kalau tidak ikut klub dekat rumah, bocah-bocah serius meregang busur di ekstrakulikuler sekolah mereka.
Wabah ini sedikit banyak dipengaruhi The Hunger Games karya Gary Ross, 2012. Maklum, Jennifer Lawrence sukses memerankan Katniss Everdeen yang tampil tangguh sekaligus anggun dengan keterampilannya memanah. Demam film yang berlanjut dengan Catching Fire dan Mockingjay itu bersambut dengan berdirinya berbagai klub panahan.
Tempo menyambangi Gelanggang Olahraga Graha Kresna Pratama di Jatiwaringin, Bekasi, beberapa waktu lalu. Klub Blue Feather Archery menggelar latihan di lapangan tenis di sana, tiga kali sepekan. Petang itu, hampir semua 20 peserta berusia sekolah dasar dan sekolah menengah hadir. Pada beberapa anak, busur membentang lebih panjang dari badan mereka.
Bagi pemula, peserta memanah menggunakan ibu panah dari paralon. Jarak ke sasaran 3 meter. Begitu berhasil mencapai 200 poin selama lima kali latihan, mereka naik kelas ke 5 meter dan bisa memakai busur standar internasional. Lalu, 8, 10, 15, 18, dan seterusnya sampai 25 meter. “Memanah melatih mental, terutama fokus dan konsentrasi,” kata Fuad Arifin, 25 tahun, pelatih Blue Feather, yang berdiri dua tahun lalu.
Putri Anisa, 34 tahun, merasakan benar manfaat olahraga itu bagi putrinya, Aglaya Qaulan Sadida, yang keranjingan panahan sejak Januari silam. “Dulunya, dia emosian,” kata Putri, warga Jatiwaringin. Aglaya, 10 tahun, kerap mencak-mencak saat terdesak dalam pertandingan taekwondo. Setelah berlatih tiga kali sepekan—kini Aglaya berjibaku di 15 meter dari sasaran—dia jauh lebih kalem.
Putri menambahkan, Aglaya juga jadi lebih bisa dipercaya soal tugas rumah. Bahkan jika dibandingkan abangnya yang lebih tua setahun. Aglaya, misalnya, dapat menyelesaikan tugas yang berjenjang, seperti memberi makan kucing, lalu membersihkan kandangnya, dan seterusnya. “Sering juga membeli belanjaan ke warung tanpa catatan.”
Tri Danang Waskito, pendiri Jakarta Archery Club, mengatakan panahan telah beranjak dari stigma olahraga eksklusif. “Pandangan sebelumnya, panahan itu ya untuk jadi atlet. Sekarang enggak usah jadi atlet untuk mengenal panahan,” ujar dia di Senayan, Jakarta Pusat. Mantan pemanah yang malang melintang di berbagai Pekan Olahraga Nasional itu menyarankan penggemar panahan untuk memilih klub yang menerapkan standar baku dari Perpani, Persatuan Panahan Indonesia. “Sayang kalau cuma mengikuti tren saja.”
Lantas, apa saja yang dibutuhkan sebelum belajar memanah? Berikut ini rinciannya:
- Busur, terdiri dari:
Handle: bagian tengah busur.
Limb: bagian atas dan bawah handle.
String: tali busur.
Stabilizer: batang besi yang menjorok di tengah busur.
- Quiver
Tempat menaruh anak panah.
- Anak panah
Bisa terbuat dari bambu, serat kaca, atau platinum.
- Pelindung dada (chest guard)
Pelindung dada dari gesekan tali busur.
- Pelindung lengan (arm guard)
Pelindung lengan dari gesekan tali busur.
M. REZA MAULANA | AISHA SHAIDRA
Berita lainnya:
Inilah Yang Anda Lakukan Bila Sedang Jatuh Cinta
Metode Layering Simpel nan Modis ala Olivia Lazuardy
Nekat Tidur dengan Rambut Basah? Pertimbangkan Akibatnya