TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara mungkin menjadi faktor resiko bagi serangan Alzheimer, demikian menurut seorang ilmuwan Universitas Otonomi Nasional di Meksiko (UNAM).
Clorinda Arias Alvarez, dari Institut Penelitian Biokimia di UNAM, menyoroti studi baru mengenai kondisi otak 30 orang yang hidup dan meninggal di Mexico City, yang mengungkapkan keberadaan magnetit, oksida besi yang dikeluarkan ke udara dari pembakaran bahan bakar.
Di dalam siaran yang dikeluarkan pada Selasa, 20 September 2016, Arias mengatakan studi yang dilakukan oleh Universitas Lancaster di Inggris ini adalah temuan penting. "Sebab hal itu memperlihatkan partikel nano magnetit yang terdapat di otak, berasal dari kendaraan bermotor. Partikel itu menyebar ke atmosfir dan memasuki tubuh ketika zat tersebut dihirup melalui hidung," jelas Arias. Partikel itu dapat meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit yang merusak ingatan dan akhirnya fungsi penting lain otak.
Masih menurut Arias, seperti diberitakan kantor berita Xinhua, faktor lain penyebab Alzheimer diduga berasal dari makanan yang mengandung gula dan lemak, dan gaya hidup yang tidak pernah bergerak aktif.
"Kami tidak mengetahui apa yang menciptakan zat tersebut. Tetapi kami tahu bahwa beta-amyloid meningkat bersama makanan yang kaya akan lemak dan gula. Sekarang temuan ini mengundang kami untuk mempelajari faktor polusi lingkungan hidup," kata Arias.
Wanita ilmuwan ini juga menjelaskan, untuk menghindari Alzheimer, orang harus makan makanan yang sehat, makanan yang rendah gula dan lemak, berolahraga, dan kini hidup di satu lingkungan hidup yang terlalu banyak polusi.
Berita lainnya:
Ayo, Tampil Cantik dengan Kunyit
Trik Agar Lipstik Tahan Lama di Bibir
Orang Tua Perlu Tahu 7 Mitos Pengasuhan Anak