TEMPO.CO, Bandung - Pasca-operasi pemisahan bayi kembar dempet perempuan, tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, terus mengawasi ketat proses pemulihan. Dua hari setelah operasi besar tersebut, kondisi kedua bayi dilaporkan terus membaik, terutama salah satu bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan.
Anggota tim dokter, Sri Endah, mengatakan kedua bayi telah menjalani operasi pemisahan pada Selasa, 27 September 2016. Khusus pada bayi Gisya Bizanti Ramadani, dilanjutkan dengan operasi koreksi awal dari kelainan jantungnya. “Hari ini kondisi bayi stabil, kadar oksigennya cukup bagus, dan tidak ada komplikasi lain,” katanya, Kamis, 29 September 2016.
Rencananya, dalam waktu satu atau dua hari ke depan, bayi tersebut akan dites lambungnya. Tujuannya agar bayi sanggup minum sendiri tanpa harus disuntikkan cairan infus. “Kondisi jantungnya setelah operasi tidak ada masalah, tapi masih pakai alat ventilator,” ujar Sri.
Sedangkan kembarannya, Gesya Ummaya Ramadani, sudah pulih kesadarannya secara penuh pasca-operasi. “Sudah bergerak aktif, alat bantu napasnya juga sudah dilepas,” tutur anggota tim dokter lainnya, Erwin Pradian. Bayi tersebut pagi ini sudah dipindahkan dari ruang intensive care unit ke ruang anak. Dokter juga menjajal pemberian makanan serta susu.
Bayi kembar kelahiran 4 Juli 2016 asal Ciamis itu anak pertama pasangan Syarif, 24 tahun, dan Gina, 19 tahun. Wakil ketua tim operasi pemisahan bayi kembar dempet RS Hasan Sadikin, Bustanul Arifin, menuturkan kedua bayi masing-masing memiliki hati, tapi saling menempel. Dinding perut dan dada juga menempel, serta salah satu bayi mengalami kelainan jantung.
Dokter bedah jantung anak RS Hasan Sadikin, Rachmat Budi Kuswiyanto, mengatakan ada kebocoran bilik jantung dan penyempitan saluran darah dari bilik jantung sebelah kanan pada bayi itu. Sedangkan jantung bayi kembarannya tergolong normal.
ANWAR SISWADI