TEMPO.CO, Jakarta - Baby growth spurts adalah masa percepatan pertumbuhan bayi, baik dari ukuran maupun berat tubuh. Periode ini muncul selama 2-7 hari saat bayi berusia 6 pekan sampai 9 bulan.
"Itulah sebabnya bayi membutuhkan asupan ASI lebih banyak," ujar Aman Pulungan, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dia mengatakan tidak ada waktu pasti terjadinya baby growth spurts sehingga kemunculannya berbeda pada tiap bayi. "Sesuai potensi genetiknya."
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan tidak ada gejala klinis spesifik tentang fase tersebut. Mengutip penelitian yang dilakukan Michelle Lampl dan Samuel Candler Dobbs, antropolog Universitas Emory, Atlanta, Aman mengatakan growth spurts diperkirakan terjadi justru ketika jumlah jam tidur bayi lebih banyak dalam satu hari.
Penelitian itu menunjukkan bahwa baby growth spurts dipengaruhi jumlah jam tidur yang lebih banyak. "Biasanya terjadi dalam dua hari setelah peningkatan frekuensi tidur," kata Aman. "Hal itu terjadi karena hormon pertumbuhan dikeluarkan paling banyak ketika seseorang dalam kondisi 'tidur dalam'."
Produksi ASI tak bakal berkurang meski bayi makin rakus selama proses growth spurts. Sebab, pada periode itu, tubuh ibu juga akan lebih banyak memproduksi air susu secara alamiah. Hal yang harus dilakukan ibu adalah mengkonsumsi air dan nutrisi yang cukup, serta menghindari stres. Ibu juga tak perlu sungkan meminta bantuan orang terdekat untuk membantu pekerjaan rumah karena bayi terus-menerus minta disusui.
Adapun jika si bayi mengkonsumsi susu formula, pastikan peningkatan jumlah susu diberikan secara perlahan. "Kalau si bayi sering muntah, tandanya dia minum terlalu banyak," tutur Aman.
Berita lainnya:
Dampak Menyusui pada Perilaku Anak
Ibu, Jangan Percaya pada Mitos Menyesatkan Soal Menyusui
Cek Apakah Aroma Parfum Pilihanmu Sekelas Selebritas Dunia