TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berjanji akan melibatkan publik dalam setiap kebijakan yang ia buat jika terpilih menjadi gubernur DKI. Menurut Anies, publik sebagai pelaku kebijakan punya hak untuk menyusun rencana dari setiap permasalahan kota.
"Jadi pemerintah itu tidak seolah-olah tahu masalah, lalu membuat kebijakan, dan harus diikuti publik," katanya dalam acara konsolidasi dengan kelompok perempuan Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 Oktober 2016.
Kebiasaan pemimpin-pemimpin Indonesia, kata Anies, adalah melihat masalah dari sudut pandang pakar. Padahal, pakar bukanlah orang-orang yang terjun ke lapangan.
Anies mencontohkan, perumusan kurikulum pendidikan. Selama ini, yang menyusun kurikulum untuk pelajar sekolah adalah dosen. Padahal, yang tahu betul soal cocok-tidaknya kurikulum bagi pelajar adalah guru yang mengajar. "Sekarang guru-guru kami panggil untuk menyusun kurikulum bersama," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Menurut Anies, selama ini masyarakat hanya menjadi penonton. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah tak hanya melakukan sosialisasi terhadap kebijakan yang ada, tapi juga menggalang partisipasi dari masyarakat. Bahkan, kalau bisa masyarakat dan pemerintah saling berkolaborasi. "Saya percaya masyarakat ingin terlibat, tak hanya sekadar menonton," katanya.
Anies pun mengatakan ia akan berupaya agar semua penduduk Jakarta mendapatkan akses yang sama untuk mendapatkan kesempatan dalam hal apa pun. Ia berkaca pada daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok negeri. Anies tak ingin, perbedaan tempat lahir menjadi kendala bagi masyarakat untuk mendapatkan kesempatan memiliki kehidupan lebih baik.
MAYA AYU PUSPITASARI
Baca juga:
Ingat Skandal Papa Minta Saham? Nama Novanto Dipulihkan: Aneh Sekali!
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah