TEMPO.CO, Jakarta - Kulit bayi yang halus dan lembut rentan terhadap kontaminasi zat asing. Jika kulit bayi terpapar zat asing tadi, reaksi yang paling sering muncul adalah ruam.
Menurut dokter spesialis anak Rini Sekartini, pada tahun pertama, masalah kulit yang acap muncul pada bayi ada tiga, yaitu ruam susu, ruam popok, dan biang keringat. Seperti namanya, ruam susu adalah gangguan kulit yang berupa bintil merah di pipi yang muncul setelah bayi menenggak air susu ibu.
Pada ruam popok, bintil muncul di area pantat dan sekitar pinggang bekas popok. Sedangkan biang keringat lumrah dijumpai pada lipatan-lipatan tubuh bayi atau bagian yang sering basah oleh keringat, seperti punggung.
Rini mengatakan pemakaian minyak dan sebagainya harus segera dihentikan saat bintil-bintil muncul. Agar ruam tidak melebar, berikut ini tip menghindari ruam pada bayi.
1. Perhatikan asupan supaya bayi tidak alergi ASI
Jika kulit bayi bereaksi memerah setelah menetek, yang perlu ditelusuri adalah asupan ibu. Alergi yang diderita bayi berasal dari makanan yang dikonsumsi ibunya.
2. Selalu bersihkan kulit bayi
Setelah bayi selesai makan, buang kotoran dan bersihkan keringat dengan air serta tisu basah. Pilih tisu basah non-alkohol untuk menghindari risiko iritasi.
3. Kuasai teknik membersihkan alat kelamin
Untuk bayi perempuan, basuh dari depan ke belakang ke arah anus. Adapun untuk bayi laki-laki, tarik kulupnya perlahan hingga tampak lubang kencingnya, barulah kemudian bersihkan.
4. Jangan gunakan antiseptik
Produk-produk antiseptik sesuai untuk anak yang tumbuh-kembangnya sudah nyaris sempurna, misalnya pada usia sekolah dasar. Di bawah usia tersebut, pilihlah produk yang kandungan bahayanya rendah (low hazard).
5. Hindari detergen untuk membilas perlengkapan bayi
Detergen bisa meninggalkan residu pada peralatan. Pilihlah produk yang food grade sehingga aman ketika bayi menelannya.
Berita lainnya:
6 Mitos Seputar Melahirkan
Cara Efektif agar Anak Menyukai Matematika
Bayi Juga Bisa Jerawatan, Bagaimana Menanganinya?