TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengkaji tujuh isu dalam peta jalan (roadmap) Paket Kebijakan tentang E-commerce. Pemerintah akan memberikan kemudahan dalam bisnis elektronik ini.
"Ada tujuh isu dari sumber daya manusia, pendanaan, perpajakan, dan lain-lain," kata Menteri Komunikasi Rudiantara seusai rapat di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016.
Menurut Rudiantara, bisnis e-commerce perlu mendapat suntikan besar untuk mendanai kegiatan start-up. Di Singapura dan Thailand, dia melanjutkan, nilai perdagangan digital alias e-commerce mencapai ratusan juta Dollar. Indonesia menargetkan nilai e-commerce mencapai US$130 miliar. "Kebijakan lainnya harus selesai pertengahan 2018, supaya bisa kerja (target) pada 2020 US$ 130 miliar."
Baca: Bekraf Tutup 44 Situs Pembajakan Musik dan Film, Ini Efeknya
Soal perpajakan juga menjadi sorotan. Pemerintah akan menyederhanakan pembayaran pajak penghasilan (PPh) final. "Kalau mudah masyarakat mau bayar pajak," kata Rudiantara.
Rudiantara menuturkan, pemerintah juga akan menunjuk PT Pos Indonesia sebagai pusat logistik. Selain itu, Kementerian akan memperhatikan tingkat perlindungan keamanan aktivitas internet.
Di bidang transportasi, pemerintah akan memangkas jalur pemesanan tiket lewat sistem dalam jaringan (online). Sementara peningkatan teknologi bidang komunikasi dilakukan dengan pembangunan Palapa Ring dan perluasan jaringan 4G di seluruh daerah.
Sebelumnya, Rudiantara mengatakan perekrutan penasihat untuk pelaksanaan roadmap e-commerce Indonesia tak akan berhenti di Jack Ma. dia mengaku masih mencari penasihat-penasihat tambahan lainnya. "Jack Ma hanyalah salah satu yang saya usulkan menjadi penasihat atau anggota steering committee," kata Rudiantara di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, 9 September 2016.
Pemerintah Indonesia merekrut Jack Ma, pemilik e-commerce asal Cina, Alibaba Group, menjadi penasihat e-commerce bagi Indonesia. Pemilihan Jack Ma dengan pertimbangan Indonesia membutuhkan figur yang bisa membuat bisnis e-commerce Indonesia mendapat perhatian internasional yang pada akhirnya juga berujung pada peningkatan arus investasi.
Jack Ma, sebelum perekrutan ini, bukanlah figur baru sepenuhnya bagi Indonesia. Ia adalah figur yang memiliki salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia, Lazada. Lazada ia beli dengan nilai mencapai US$1 miliar.
Baca: Petronas Ajak Pertamina Kelola Blok Migas Baru
Salah satu bisnis berbasis e-commerce yang sukses di Indonesia adalah Tokopedia. Di usianya yang ketujuh, perusahaan start-up Tokopedia semakin menancapkan kukunya di pasar dagang online (e-commerce) di Indonesia. CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan saat ini sudah ada satu juta orang yang bergabung untuk berjualan di Tokopedia.
“Lebih dari 16,5 juta barang setiap bulan dikirim ke pembeli di Tokopedia,” kata William kepada Tempo, Rabu, 17 Agustus 2016. “Barang itu dikirim ke Sabang sampai Merauke. Nilainya mencapai triliunan rupiah per bulan.”
William ditemui Tempo saat acara ulang tahun Tokopedia ke-7 yang berlangsung di Hotel Pullman Central Park, Jakarta.
William mengatakan, Tokopedia juga telah menjadi situs Indonesia paling populer di negeri ini. Berdasarkan data SimilarWeb, Tokopedia (peringkat 9 di Indonesia) bahkan mengalahkan Twitter dan Wikipedia.
Data dari Appnie juga menunjukkan bahwa aplikasi Tokopedia paling banyak dipakai ketimbang situs e-commerce lain, seperti Lazada (15), Bukalapak (17), Blibli (22), Elevenia (18), atau Mataharimall.com (20). Total pengguna aktifnya dua kali lipat pengguna situs e-commerce lain.
PUTRI ADITYOWATI