TEMPO.CO, Jakarta - Layar jumbo yang tergabung dari empat monitor LED lengkap dengan tiga soundsystem berukuran besar terlihat di satu ruangan lantai 1 Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung, Jawa Barat. Ruangan itu berukuran hampir seperempat lapangan bola volly. Tepatnya, 7x4 meter. Dinding putih ruang tersebut berupa busa layaknya peredam suara.
"Semua SKPD harus punya Command Centre. Kecamatan saja punya, masa kita tidak punya. Nanti command centre ini bisa jadi rumah aspirasi warga. Pengaduan bisa ke sini," kata Kepala Bagian Umum Setwan DPRD Kota Bandung Jaja Nurjaman saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 17 Oktober 2016. Ruangan itu berada di Bagian Umum Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung.
Jaja mengatakan, ruangan tersebut dulunya ruang kosong, yang pada tahun 2015, dirombak. Biaya renovasi mencapai Rp 150 juta. Rencananya, ruang itu mau dijadikan pusat komando, atau commad centre. Di ruangan itu kini ada buku daftar lagu karaoke, mikrofon dan satu set amplifier. Jaja mengakui ruangan itu memang sesekali dipakai untuk berkaraoke. Karaoke menjadi fasilitas pusat komando ini. "Tapi belum bisa berfungsi (sebagai pusat komando) karena baru perencaanan," kata dia menjelaskan.
Pusat komando merupakan program Wali Kota Ridwan Kamil. Di DPRD Kota Bandung ini ruangan belum bisa difungsikan sebagai pusat komando.
Jaja menolak kalo disebut ruangan itu merupakan ruang karaoke. "Tidak khusus buat karoke, tapi ini kan ruang multifungsi,” kata dia. “Masa dipakai sekali-sekali (karaoke) enggak boleh?” Karaoke, kata dia, hanya salah satu fasilitas dalam ruangan itu.
Ketua Badan Anggaran Tidak Tahu
Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Bandung Tomtom Dabbul Qomar mengaku sama sekali tak mengetahui ada pusat komando plus fungsi berkaraoke di Gedung DPRD Kota Bandung. “Saya tidak tahu,” kata Tomtom. “Di sini mah enggak ada commad center, adanya di Balai Kota.”
Tomtom justru curiga ada pegawai yang curang. Pasalnya, kata dia, pusat komando di DPRD Kota Bandung masih sekedar wacana belaka. “Kalau ada saya curiga jangan-jangan selama ini banyak proyek yang baru dianggarkan tapi sudah jadi. Kami belum menerima usulan itu (command centre) baik dari sekretariat atau DPRD," dia menjelaska.
Ketua Komisi D Achmad Nugraha juga mengaku tak mengetahui keberadaan command centre plus fasilitas karaoke tersebut. "Saya baru dengar ada command centre di sini," kata dia.
Achmad juga mengaku tidak pernah menggunakan fasilitas karaoke tersebut. Jika memang bisa memfasilitasi aspirasi warga, dia mendukung command centre direalisasikan. “Saya kira kalau bisa dimanfaatkan betul-betul ya, perlu. Tapi kalau untuk karaoke jangan lah," kata dia.
Command Centre Ridwan Kamil
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pernah memerintahkan adanya command centre atau pusat komando di tingkat kecamatan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bandung Kota Pintar (Smart City).
Pemerintah Kota Bandung mengucurkan dana Rp 100 juta ke setiap kecamatan untuk program itu. Dana itu dipakai untuk membeli piranti lunak maupun keras yang mendukung program tadi. Nantinya, pusat komando tingkat kecamatan akan terhubung langsung ke kota.
Ridwan Kamil berharap pusat komando itu akan berfungsi menerima aduan masyarakat. Sehingga, keluhan masyarakat bisa direspons lebih cepat dan mengefisienkan biaya koordinasi antarpimpinan.
PUTRA PRIMA PERDANA