TEMPO.CO, Bangkok-Pemerintah Thailand meminta Google untuk menghapus atau mencopot semua konten tentang penghinaan atau penistaan raja dan keluarganya yang ada di semua fitur milik Google.
Deputi Perdana Menteri Thailand Prajin Juntong saat bertemu perwakilan Goole di Bangkok, Jumat, 21 Oktober 2016 mengingatkan tentang sanksi bagi yang menghina atau menista raja dan keluarganya.
"Jika ada situs yang tak pantas mereka mengatakan akan menghubungi dan memberi informasi kepada mereka URL dan waktu ditemukan," kata Prajin seperti dikutip dari Channel News Asia, 22 Oktober 2016.
Baca:
ISIS Tembak Mati 284 Pria dan Bocah di Mosul, Irak
Milioner Richard Branson Ungkap Niat Balas Dendam Trump
Tunawisma Bayar Denda Jutaan di Inggris jika Berbuat Ini
Google, situs pencarian terbesar di dunia, membenarkan pertemuan itu dan memenuhi permintaan pemerintah Thailand untuk menghapus konten bernada penghinaan terhadap raja dan keluarga kerajaan Thailand dari semua fiturnya.
"Kami telalu memiliki kejelasan dan kebijakan konsisten mengenai permohonan penghapusan dari pemerintah di seluruh dunia dan kami melanjutkan pekerjaan sesuai dengan kebijakan-kebijakan itu," kata juru bicara Google di Kalifornia, Amerika Serikat.
Menurut pasal 112 aturan pidana mengenai penghinaan kepada raja dan keluarga kerajaan, para pelaku yang terbukti bersalah menghina raja, ratu, pewaris tahta dan keluarganya akan dihukum 15 tahun penjara.
Selain meminta pencopotan konten yang dianggap menghina keluarga kerajaan, pemerintah militer Thailand juga melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang menghina sehubungan kematian Raja Bhumibol Adulyadej pada tanggal 13 Oktober 2016. Thailand berduka selama 1 tahun atas kepergian raja mereka.
Thailand juga akan meminta negara-negara lain untuk mengekstradisi orang-orang yang menghina keluarga kerajaan untuk diadili di Thailand.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA