TEMPO.CO, Sidoarjo - Pipa gas milik Lapindo Brantas Inc yang berada di Desa Kalidawir, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, bocor. “Diduga kebocoran itu akibat ada timbunan air yang terbawa gas di bagian pipa yang berbentuk huruf U," kata Vice President Operation PT Lapindo Brantas Inc, Harsa Harjana, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 23 Oktober 2016.
Harsa memperkirakan pipa yang bocor ada di bagian ujung pipa di bawah air sungai desa setempat, tepatnya di kedalaman 2 meter dari dasar sungai. "Karena itu, kami tidak akan memperbaiki pipa lama yang ada di bawah sungai, melainkan mengganti dengan pipa baru dan memindahkan posisinya menjadi di atas sungai,” tuturnya.
Menurut dia, kebocoran pipa itu terjadi pada Jumat, 15 Oktober 2016, sekitar pukul 22.00. Saat itu Marsam, warga setempat, melihat ada bubble dan air muncrat bersama endut dari sungai. "Karena pipa yang bocor ada di dasar sungai, muncul bubble dan muncratan air bersama endut dari dasar sungai yang terbawa gas yang mencari jalan keluar," tutur dia.
Mendapat laporan itu, Harsa melanjutkan, Chusnul Maab, selaku operator produksi Lapindo Brantas Inc, langsung mengecek tekanan sumur TGA 5. Dari data yang ada di gas flow computer, terlihat tekanan gas memang drop yang mengindikasikan terjadinya kebocoran pipa gas. "Karena itu, langsung dilakukan shut-in di sumur TGA 5."
Tidak sampai 30 menit, dia menambahkan, aliran gas sudah bisa dihentikan untuk meminimalkan risiko. Sekitar pukul 23.00 bubble dan air bercampur endut yang muncrat sudah berhenti total. “Kami mengucapkan terima kasih pada Pak Marsam yang langsung tanggap melapor sehingga kebocoran pipa bisa segera tertangani,” tuturnya.
Kebocoran pipa gas milik Lapindo Brantas Inc di Lapangan Tanggulangin bukan kali ini saja terjadi. Pada Maret 2016, kebocoran serupa terjadi di tengah permukiman warga Desa Kedungbanteng, Tanggulangin. Meski tidak ada korban jiwa, kebocoran itu nyaris membakar rumah milik salah seorang warga setempat.
NUR HADI