TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang tua, tidak mudah untuk mengajak dan mengajarkan anaknya agar gemar membaca. Sebab, banyak anak yang menganggap membaca adalah kegiatan yang membosankan dan melelahkan.
Namun, tanpa disadari sulitnya membuat anak gemar membaca ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh kesalahan orang tua. Banyak orang tua yang ingin anaknya suka membaca, hanya agar buah hatinya terlihat lebih pintar dibandingkan teman-teman sebayanya.
Akhirnya, mereka memaksakan si kecil untuk terus membaca untuk menuruti keinginan mereka. Padahal, menumbuhkan minat baca anak harus berawal dari upaya membangun ketertarikan anak terhadap bacaan itu sendiri.
Membuat anak tertarik pada sebuah bacaan sebenarnya adalah tugas keluarga. Sayangnya, seringkali orang tua hanya melimpahkan tugas tersebut pada sekolah. Mereka merasa guru adalah pihak yang bertanggungjawab menumbuhkan minat baca pada anak.
Nah, alternatif cara untuk menumbuhkan ketertarikan anak untuk membaca adalah dengan memperkenalkan mereka pada dongeng-dongeng fiksi ringan yang kental akan pesan moral dan semangat positif, dilengkapi dengan tampilan visual yang menarik.
Salah satunya adalah dongeng 4 Sahabat Super, yang merupakan karya kolaborasi ibu dan anak Valerina Daniel dan Keisha Andryananto. Buku tersebut diluncurkan oleh Divisi Anak dan Remaja (DAR!) Mizan di sela-sela Indonesia International Book Fair 2016 di Jakarta.
Bahkan, buku tersebut mendapat atensi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Menurut Siti, bacaan fiksi dan fabel tidak akan pernah lekang digerus zaman dan akan selalu menyenangkan serta menghibur bagi anak dan orang tua.
“Melalui bacaan, kita bisa menanamkan semangat positif, seperti mencintai lingkungan, pada anak. Menurut saya, bacaan yang ramah anak adalah cara yang kreatif bagi keluarga Indonesia untuk mengenal kekayaan dan mencintai alam Indonesia sejak dini,” tuturnya.
Buku itu menceritakan imajinasi dan fantasi dari Keisha—putri sulung Valerina yang berusia 7 tahun—mengenai persahabatan satwa-satwa dalam misi penyelamatan lingkungan. Karakternya terinspirasi dari keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik.
Keempat binatang tersebut adalah orangutan, harimau, cendrawasih, dan komodo. Masing-masing karakter memiliki kekuatan unik untuk menyelamatkan hutan dan penghuninya dari para perusak lingkungan yang tidak bertanggungjawab.
CEO Mizan Pustaka Sari Meutia menjelaskan Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi bacaan yang berkualitas baik bagi anak-anak supaya mereka tidak sekadar dilibatkan sebagai pembaca, tapi juga bisa berfantasi. “Bacaan yang baik akan merangsang anak untuk berimajinasi dan membuahkan karyanya sendiri, misalnya menulis buku." katanya.
Duta Lingkungan Hidup Valerina mengimbau para orang tua lebih berperan mengajak buah hatinya untuk berempati dan mencintai sesama dan lingkungan sejak dini melalui buku bacaan. “Melalui buku, orang tua dapat berbagi cerita dengan anak. Itu tidak saja menguatkan ikatan antara orang tua dan anak, tapi juga memberi kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif sebagai bekal untuk anak,” ujarnya.
Selain itu, manfaat pengenalaan anak pada bacaan yang baik adalah bisa melatih konsentrasi anak. Dengan konsentrasi yang baik, anak akan terlatih untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan secara optimal dan tepat waktu.
Proses membaca akan membuat anak terlatih mencerna informasi yang dianggapnya penting (selective information), sehingga, dia akan mengingat ilmu-ilmu yang memperkaya spektrum pengetahuan umumnya.
Apalagi, anak-anak biasanya memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar, sehingga, pemilihan bacaan yang baik akan membantunya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Hal tersebut juga bermanfaat bagi perkembangan intelektualnya.
Pilihkan bacaan yang sesuai dengan usianya, mengandung pesan moral yang kental, dan tata bahasa yang mudah dimengerti anak. Jadi, mulai sekarang tidak ada lagi alasan untuk membiarkan si kecil malas membaca.
Berita lainnya:
5 Kesalahan Saat Memberi Makan Anak
Desain Ruang Kerja yang Ideal untuk di Rumah
Bagaimana Cara Bayi Bertransisi dari ASI ke Susu Formula