TEMPO.CO, Jakarta - Sophia Latjuba mulai terjun ke dunia politik setelah memutuskan bergabung dengan Partai NasDem. Tak lama berselang, Sophia ditunjuk menjadi salah satu juru bicara tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017.
Dari mana sebenarnya “darah” politik Sophia Latjuba berasal? Dunia politik sebenarnya bukan hal baru buat Sophia. Kakeknya, H.M. Latjuba, adalah seorang aktivis kepemudaan dan pernah menduduki jabatan politik sebagai duta besar.
Bisa jadi “darah” politik Sophia diturunkan dari H.M. Latjuba. Rabu siang, 26 Oktober 2016, dia mengunggah foto H.M. Latjuba pada akun Instagram-nya. Menyertai foto tersebut, Sophia Latjuba panjang-lebar menuliskan perjalanan hidup eyangnya.
Baca Pula
Disebut Dinikahi Tukul, Begini Reaksi Pedangdut Meggie Diaz
Jawaban Emas Ariska Putri di Final Miss Grand International
“Eyang lahir tanggal 2 Mei 1909 di Una-Una, Sulawesi Tengah. Beliau adalah anak keturunan Arab yang sudah sejak lama bermukim di Nusantara. Sejak muda, Latjuba meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Di Yogyakarta, beliau tinggal di rumah H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto dan Latjuba banyak menimba ilmu organisasi dan berkenalan dengan tokoh politik, seperti M. Roem, Soekarno, Syarifudin Prawiranegara,” tulisnya.
Sophia Latjuba melanjutkan, pada 1925, sang kakek bergabung dengan Jong Islamieten Bond (JIB) yang didirikan Syamsurizal, Moehammad Koesban, dan Soedewo. H.M. Latjuba juga bergabung dengan organisasi Moeslim Broederschaap, yang didirikan M. Djojosoegito dan Moehammad Hoesni pada tahun yang sama.
Simak Pula
Disebut Sudah Dinikahi Tukul, Ini Reaksi Pedangdut Mega Diaz
Ditanyai Soal TPF Munir, Jokowi Kabur
"Tahun 1932, beliau melanjutkan studi di Jurusan Sospol Universitas Lahore, India. Tahun 1937, beliau kembali ke Yogyakarta dan tinggal di rumah H Zarkasyi, salah satu tokoh Persyarikatan Muhammadiyah kala itu. Beliau kemudian menikah dengan gadis pilihannya bernama Siti Fatihah."
Pada 1952, menurut Sophia, H.M. Latjuba diangkat menjadi Kuasa Usaha (Charge d’Affairs ad Interim) dengan gelar Duta Luar Biasa dan Menteri Berkuasa Penuh untuk memimpin Kedutaan Besar Republik Indonesia di Karachi (Pakistan). Tahun 1956, beliau dipindah tugas dan menjadi Duta Besar RI untuk Mesir.
"Pada tahun itu juga, beliau mengajak tokoh-tokoh Indonesia di Kairo untuk mendukung berdirinya Sekolah Indonesia Cairo (SIC) di kawasan Dokki, Giza, Kairo," tulis Sophia dalam akunnya. H.M. Latjuba wafat pada 7 Desember 1975 di Jakarta pada usia 66 tahun.
Baca Juga
Cari Data Asli, Prasetyo Tak Pakai Data TPF Munir Milik SBY
Kesan Awal Ahok tentang Penggantinya: Orangnya Enggak Baik