TEMPO.CO, Poso - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menaruh kepedulian terhadap keluarga terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Salah satu bentuk kepedulian itu adalah dengan menggandeng Kementerian Sosial memberikan bantuan berupa sebuah mesin jahit untuk setiap keluarga.
Bantuan sosial itu tidak secara khusus diberikan hanya kepada keluarga terduga teroris. Tapi juga kepada warga lain yang kurang mampu. “Sebuah mesin jahit senilai Rp 2 juta untuk setiap keluarga sebagai modal kerja,” kata anggota Komnas HAM Siane Indriani kepada Tempo, Jumat, 28 Oktober 2016.
Rombongan Komnas HAM dan Kementerian Sosial mengunjungi wilayah Gunung Biru, salah satu daerah yang menjadi wilayah Operasi Satuan Tugas Tinombala di Poso, Jumat pekan lalu, 21 Oktober 2016. Selain Siane, turut hadir Sarwati sebagai utusan Kementerian Sosial, juga dari Tenaga Kerja Sosial Kemasyarakatan (TKSK). Mereka mendatangi warga di wilayah Gunung Biru, Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Siane menjelaskan, secara teknis penyaluran bantuan didasari proposal yang dibuat perwakilan masyarakat dan dikirimkan kepada Kementerian Sosial. Persyaratan penyaluran dana juga harus disertai kelengkapan administrasi berupa KTP, kartu keluarga, dan surat keterangan tidak mampu.
Jika disetujui, bantuan disalurkan melalui rekening bank yang dibuat per kelompok. Dari kelompok itu, bantuan disalurkan kepada warga yang berhak. “Kedatangan kami secara langsung ke Dusun Tamanjeka dimaksudkan agar bantuan tidak disalahgunakan dan tepat sasaran,” ujar Siane.
Menurut dia, bantuan dengan sasaran utama kaum ibu itu diberikan oleh tim Kementerian Sosial. Penerima bantuan terdiri atas 67 orang yang terbagi dalam enam kelompok. Mereka tersebar di beberapa desa di Kabupaten Poso yang menjadi wilayah Operasi Satuan Tugas Tinombala, seperti Ratalemba, Uweralulu, Kalora, Kayamanya, dan Gebangrejo. “Rencananya bantuan akan disalurkan setelah selesai pendataan oleh tim di lapangan,” ucapnya.
Siane mengatakan, setelah memberikan bantuan mesin jahit, akan dilanjutkan dengan pelatihan menjahit bagi para penerima bantuan. Tujuannya agar penerima bantuan bisa menjadi kelompok produksi yang bisa menghasilkan produk layak jual. “Hasil karya warga itu akan dipasarkan di mal yang ada di Poso,” tuturnya.
AMAR BURASE