Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tolak Upah Murah, Buruh Gelar Tapa Pepe di Keraton Yogya  

image-gnews
Wisatawan yang memadati kawasan Keraton dan Alun-Alun Utara Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Wisatawan yang memadati kawasan Keraton dan Alun-Alun Utara Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 100 buruh di Yogyakarta akan menggelar aksi tapa pepe di depan Keraton Yogyakarta, Senin, 31 Oktober 2016. Mereka akan mengadukan kebijakan Gubernur Yogyakarta kepada Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang tak lain adalah juga Gubernur Yogyakarta.

“Benteng terakhir kami ketika Sultan HB X selaku gubernur tak juga memperhatikan kaum buruh, kami hanya bisa mengadukan nasib buruh kepada beliau sebagai raja keraton,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Yogyakarta, Aziz Nur Fitriyanto, dalam rapat konsolidasi buruh menolak upah murah di kantor Konfederasi SPSI Yogyakarta, Minggu, 30 Oktober 2016.

Para buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Yogyakarta itu berasal dari berbagai elemen, seperti Logam Elektronik dan Mesin (LEM), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek), dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).

Sebelum menetapkan upah minimum kabuaten/kota 2017 pada 1 November 2016, mereka mendesak Gubernur Yogyakarta Sultan HB X tidak serta merta mengacu pada instruksi Menteri Ketenagakerjaan yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 (PP 78).

Sebab, dengan PP 78 tersebut, kenaikan upah buruh di Yogyakarta hanya 8,25 persen akibat rendahnya nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal kenaikan upah dari 2015 ke 2016 meningkat 11,5 persen. Jika semata-mata mengacu pada PP 78, upah di Yogyakarta pada 2017 hanya akan meningkat kurang lebih Rp 100 ribu.

“Kami berharap Sultan sebagai penguasa tertinggi di Yogyakarta lebih bijaksana dalam memutuskan upah sebagai raja yang mengayomi kesejahteraan rakyatnya, terutama buruh,” ujar Aziz. “(Sultan sebagai raja) Kami harap tidak asal manut memakai instruksi menteri dengan PP 78 yang menyengsarakan buruh itu,” kata Aziz.

Para buruh menuntut Sultan menggunakan survei kebutuhan hidup layak dari buruh. Jika menggunakan survei itu, seharusnya kenaikan upah minimum di Yogyakarta pada 2017 rata-rata Rp 650 ribu atau menjadi Rp 2,6 juta.

“Dengan upah Rp 1,5 juta, tak akan pernah ada buruh yang bisa punya kesempatan memiliki rumah. Angka itu terlalu kecil bagi pihak perbankan untuk memberi akses kredit rumah bagi buruh,” ujarnya. Padahal, saat ini, dari survei yang dilakukan terhadap para buruh, ada 90 persen buruh di Yogyakarta belum memiliki rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Aliansi Buruh Yogyakarta Kirnadi menuturkan ada lima tuntutan dalam aksi Tapa Pepe buruh pada Senin ini. Pertama, agar Raja Keraton Sultan HB X menegur Gubernur Yogyakarta untuk tidak memakai PP 78 sebagai perhitungan upah minimum. Kedua, agar Sultan HB X menegur Gubernur Yogyakarta untuk menetapkan kenaikan upah minimum rata-rata Rp 650 ribu. Ketiga, meminta Sultan HB X menegur Gubernur Yogyakarta segera menetapkan upah minimum sektoral provinsi. Keempat, agar Sultan HB X menegur Gubernur Yogyakarta mau mempertimbangkan survei kebutuhan hidup layak yang dibuat buruh. Dan kelima, meminta Sultan HB X menegur Gubernur Yogyakarta agar segera merealisasikan perumahan dan melibatkan buruh dalam perencanaannya.

“Sultan sebagai raja, kami harapkan merespons aspirasi rakyatnya kali ini. Tidak seperti gubernur yang selama ini tak merespons,” ujar Kirnadi.

Wakil Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia DIY Soeharto menuturkan, jika sebagai raja Sultan HB X tetap mendukung pemberlakuan upah murah, ia khawatir konsekuensi sosial yang berlaku. “Rakyat bisa tak percaya lagi ada pengayoman dari rajanya,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Yogyakarta sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan proses pembahasan upah 2017 masih terus berlangsung sampai Senin, 31 Oktober 2016, sebelum ia umumkan pada Selasa, 1 November 2016.

Namun Sultan belum mau berkomentar jauh terkait dengan usulan yang disampaikan pemerintah kabupaten/kota kepada dirinya. “Kosek lah, ojo saiki (Sebentar, jangan sekarang),” ujar Sultan.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

2 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

3 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

7 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

10 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

22 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

36 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

42 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

42 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

43 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.