TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan sopir truk tangki PT Pertamina Patra Niaga Depo Plumpang, Jakarta Utara, mogok kerja. Mereka menuntut perusahaan mengangkatnya menjadi karyawan tetap, membayar uang lembur, serta mempekerjakan kembali rekan-rekannya yang diputus hubungan kerja.
Meski mogok kerja diikuti ratusan sopir, berdasarkan pantauan Tempo, di lokasi masih ada mobil-mobil tangki milik Pertamina yang beroperasi. Menurut Ketua Umum Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia Ilhamsyah, perusahaan mempekerjakan sopir baru. "Mereka itu 'cabutan' yang biasa bawa bis, belum tentu bisa bawa tangki," kata dia di Plumpang, Jakarta, Selasa, 1 November 2016.
Baca Juga:
Tiap ada satu unit mobil tangki yang melintas di depan lokasi mogok kerja, para peserta spontan menyoraki mereka. "Huuuu, turun... turun," ujarnya.
Salah satu petugas keamanan di pos pintu masuk Depo Pertamina Plumpang, Abad Badrudin, menuturkan jumlah mobil tangki yang beroperasi masih tampak seperti biasa meski ada aksi mogok. "Ya, kan banyak perbantuan, ada dari TNI juga," ucapnya.
Ketika mogok kerja berlangsung, Depo Plumpang dijaga ketat oleh puluhan personel dari Kepolisian Resor Jakarta Utara. Ilham berujar, aksi ini tidak akan sampai menyegel Depo Pertamina Plumpang. Depo ini, kata Ilham, memberi suplai untuk sekitar 800 pom bensin di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Kami mohon maaf kepada masyarakat kalau aksi ini jadi mengganggu," ucap Ilham dalam orasinya.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Arsono Kuswardanu mengatakan perusahaannya telah menyiapkan awak mobil tangki (AMT) cadangan untuk mengantisipasi aksi ini. Pihaknya juga akan menggunakan tenaga bantuan dari TNI Divisi Pebekalan dan Angkutan.
Tapi, Ilham menjelaskan, AMT cadangan ini tidak akan sanggup menggantikan peran pekerja aslinya dan perusahaan tidak mampu mendistribusikan BBM ke seluruh stasiun pengisian bahan bakar. "Paling cuma 20-30 persen aja," kata dia.
AHMAD FAIZ