TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto mengatakan kabar kematian Salim Mubarak Atamimi alias Abu Jandal, milisi Negara Islam Irak dan Suriah asal Pasuruan, Jawa Timur, baru sebatas isu yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Menurut Agus, pihaknya telah berkoordinasi dengan keluarga Abu Jandal serta kepolisian setempat. "Mereka (keluarga) tidak bisa berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Ini kedua kalinya beredar informasi demikian," kata dia di kantor Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta Pusat, Kamis, 10 November 2016. "Jadi, bisa dikatakan itu hanya isu."
Agus menambahkan, tak ada jurnalis yang menghadiri undangan konferensi pers dari keluarga terkait dengan kematian Abu Jandal pada Rabu siang lalu. "Kalau memang meninggal, mana jenazahnya," kata Agus.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Abu Jandal meninggal di Mosul, Iraq. Berbeda dengan keterangan polisi, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya membenarkan kabar tersebut. Dia menerangkan Abu Jandal tewas lantaran bom bunuh diri saat pertempuran di Mosul, Iraq, pada Sabtu pekan lalu.
"Sebelumnya, memang pernah dikabarkan meninggal juga. Tapi, kali ini, berdasarkan informasi di Suriah, kebenarannya mendekati 100 persen," ujar Harits.
Selain mendapat informasi dari Suriah, mereka telah mengkonfirmasi sejumlah keluarga Abu Jandal. "Dari informasi ibunda AJ (Abu Jandal) di Malang dan istrinya di Suriah, sebenarnya sudah cukup menjadi indikasi kuat kabar meninggalnya AJ," ujarnya. "Masak, ibu AJ berbohong kalau anaknya meninggal."
Harits pun menyarankan agar polisi atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dapat melakukan tes DNA terhadap jenazah Abu Jandal dan keluarga biologisnya. "Syukur-syukur kalau bisa membawa pulang jenazah AJ dari Suriah."
DEWI SUCI RAHAYU