TEMPO.CO, Samarinda - Pelaku bom Gereja Oikumene, di Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Samarinda Seberang, Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia sudah ditangkap polisi. Aksi nekatnya diketahui warga yang ada di dekitar gereja. Dia lari keluar gereja menuju Sungai Mahakam sesaat setelah terjadi ledakan.
Juhanda nekat menceburkan diri dan berenang menuju kapal pengangkut pasir yang tengah berlayar di Sungai Mahakam. Warga yang sudah menengarainya, terus mengejar meski sudah di atas kapal. Juhanda terkepung dan akhirnya ditangkap. Sebelumnya, Juhanda sempat jadi bulan-bulanan warga yang mengamankan sebelum diangkut mobil polisi.
Juhanda diketahui warga sekitar gereja sebagai takmir atau penjaga Masjid Al Mujahidin yang jaraknya sekitar 200 meter sebelah kiri Gereja Oikumene. Sehari-sehari Juhanda membuka usaha keramba ikan. Ia juga menjual ikan. Kerambanya di Sungai Mahakam tepat di belakang masjid.
"Dia itu orangnya lemah-lembut, saya kalau beli ikan dilayani baik," kata seorang warga yang namanya tak mau disebut yang tinggal di sekitar Masjid Al Mujahidin, Senin, 14 November 2016.
Ketua RT 03 Sandi Santoso mengaku sudah mengetahui kalau Juhanda adalah mantan narapidana teroris peledakan buku di Jakarta. "Saya sudah tahu kalau dia itu jaringan teroris Poso, aslinya Jawa Tengah," kata Sandi Santoso.
Warga lainnya, Maruf, mengaku di masjid tempat Juhanda tinggal menggelar pengajian setiap Minggu atau malam Senin. Namun dia mengaku tak tahu asal jemaah yang berdatangan. "Memang ada pengajian, tapi tertutup," kata Maruf.
Selama menjalani aktivitas sehari-hari, Juhanda sama sekali tak menunjukkan gelagat sebagai seorang teroris. Dia sudah membaur dengan warga.
Menurut Maruf, Juhanda tinggal sekitar tiga tahun di masjid itu. "Saya tak tahu berapa lama dia tinggal, tapi tiga kali Lebaran, keramba ikan itu sudah ada," katanya.
FIRMAN HIDAYAT
Baca juga:
Tukul Arwana Nikah Siri dengan Meggie Diaz, Ini Saksinya
Bentrok Bersenjata di Myanmar, Puluhan Minoritas Rohingya Tewas
Jangan Lewatkan, Malam Ini Ada Fenomena Supermoon