TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Mohammed Al-Shuibi, mengatakan tidak ada penambahan kuota haji bagi jamaah Indonesia. Kendati demikian, ia menuturkan Kerajaan Arab Saudi berupaya mempertimbangkan penambahan dalam skala kecil untuk membantu para jamaah.
"Insya Allah setelah renovasi selesai, kuota haji akan kembali normal," kata Osama di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 15 November 2016. Ia menuturkan upaya renovasi kompleks Masjidil Haram diperkirakan akan selesai dua tahun ke depan.
Osama menambahkan, upaya pemerintah Indonesia yang berharap ada penambahan kuota haji dengan memakai jatah negara lain sulit terwujud. Ia beralasan setiap negara sudah mempunyai jatahnya masing-masing. Menggunakan jatah negara lain, kata dia, akan melahirkan masalah. "Jadi kuota Filipina untuk Filipina, tidak untuk Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia meminta Kerajaan Arab Saudi menambah jatah kuota haji. Secara khusus, dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, Indonesia ingin mengambil jatah haji yang tidak terpakai di negara lain.
Lebih lanjut, Osama menuturkan setiap negara sudah mendapatkan jatah masing-masing. Besar atau kecilnya kuota berdasarkan jumlah warga muslim yang berada di suatu negara. "Kami berharap bisa menambah kuota, tapi harus mempertimbangkan juga kebutuhan negara lain," kata Osama.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah jamaah haji asal Indonesia tak bergerak dari angka 168.000. Pada 2012, Indonesia mendapat jatah 221.000 jamaah. Namun karena Kerajaan Arab Saudi tengah merenovasi kompleks Masjidil Haram, jatah milik Indonesia terpangkas menjadi 168.000 jamaah.
ADITYA BUDIMAN