Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Perempuan Lebih Rentan Terkena Stres Pasca-trauma

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Huffingtonpost.com
Huffingtonpost.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak stres pasca-trauma berbeda pada anak perempuan dan laki-laki. Anak perempuan lebih rentan stres karena sejumlah faktor. Satu studi baru menyatakan wilayah otak yang memadukan emosi dan tindakan tampak menjalani percepatan pematangan pada anak gadis yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD), tapi tidak pada anak lelaki dengan kondisi tersebut.

Di kalangan pemuda yang mengalami gangguan stres pasca-trauma, studi pemeriksaan otak oleh para peneliti Stanford University School of Medicine mendapati perbedaan susunan antar-gender di dalam satu insula, bagian otak yang mendeteksi isyarat dari tubuh dan memproses emosi serta empati. "Insula kelihatannya memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan stres pasca-trauma," kata Victor Carrion, Profesor Ilmu Perilaku dan Kejiwaan di Universitas Stanford dan penulis senior studi yang diterbitkan di Depression and Anxiety.

Di kalangan generasi muda yang terkena stres traumatis, sebagian mengembangkan gangguan stres pasca-trauma sedangkan yang lain tidak. Orang yang menderita gangguan stres pasca-trauma mengalami kilas-balik peristiwa (misalnya menghindari banyak tempat, orang dan barang yang mengingatkan mereka pada trauma); dan menderita bermacam masalah lain, termasuk menarik diri dari lingkungan sosial; sampai sulit tidur atau memusatkan perhatian.

Tim peneliti Stanford melakukan pemeriksaan otak MRI dari 59 peserta studi yang berusia 9-17 tahun. Sebanyak 30 orang di antara mereka -14 perempuan dan 16 laki-laki-- mengalami gejala trauma, sementara kelompok pembanding yang terdiri atas 15 anak perempuan dan 14 anak lelaki tidak mengalami trauma. Semua peserta memiliki usia dan IQ yang sama.

Di antara peserta yang mengalami trauma, lima telah mengalami satu babak trauma, sementara sisanya, 25 orang pernah mengalami satu atau dua babak atau telah terkena trauma kronis. Para peneliti itu tak melihat perbedaan pada susunan otak antara anak lelaki dan anak perempuan di dalam kelompok pemantau. Namun, di kalangan anak lelaki dan perempuan yang mengalami trauma, mereka melihat perbedaan pada satu bagian insula yang disebut anterior circular sulcus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wilayah otak tersebut memiliki daerah permukaan dan volume yang lebih besar pada anak lelaki yang mengalami trauma dibandingkan dengan anak lelaki di kelompok pemantau. Selain tiu, daerah permukaan dan volume wilayah tersebut lebih kecil pada anak perempuan yang mengalami trauma dibandingkan dengan anak perempuan yang berada di kelompok pembanding. Insula biasanya berubah selama masa anak-anak dan remaja, dan volume insula yang lebih kecil secara khas terlihat saat anak-anak dan remaja bertambah usia.

"Ada beberapa studi yang menyatakan bahwa tingginya tingkat stres mempengaruhi pubertas dini pada anak perempuan," ujar Megan Klabunde, penulis utama studi tersebut dan pengajar ilmu jiwa dan perilaku. Dengan lebih memahami perbedaan kelamin pada satu wilayah otak yang terlibat dalam pemrosesan emosi, menurut dia, para dokter dan ilmuwan dapat mengembangkan perawatan disregulasi emosi serta trauma khusus gender.

BISNIS

Berita lainnya:
Menghadapi Bos Lebih Muda atau Seusia
7 Hal yang Tak Baik Diucapkan kepada Suami
Beragam Tipe Karyawan di Kantor, Anda Termasuk yang Mana?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.