TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kerja sama Indonesia-Belanda terkait dengan pencarian tiga bangkai kapal perang Belanda yang hilang akan mengarah ke data sharing. Hal itu untuk mengetahui apa saja peninggalan bersejarah yang ada di Indonesia, tak terkecuali di lautan.
"Kan, banyak sekali peninggalan bersejarah di Indonesia. Data-data mengenai barang-barang peninggalan sejarah yang mungkin ada di bawah laut dan sebagainya kita perlu tahu," ucap Retno di Istana Kepresidenan, Rabu, 23 November 2016.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Belanda telah mendapati tiga bangka kapal perangnya, yaitu HNLMS Kortenaer, HNLMS De Ruyter, dan HNLMS Java, di Laut Jawa hilang secara misterius. Dua bangkai hilang secara keseluruhan, sementara satu lain hanya hilang sebagian.
Tiga bangkai kapal perang tersebut pertama kali ditemukan pada 2002. Dari hasil penelitian pasca-penemuan, terkuak bahwa ketiga kapal tenggelam dalam Pertempuran Laut Jawa yang menjadi momentum kekalahan luar biasa Belanda, Inggris, dan Australia dari Jepang di Indonesia pada 1942.
Retno menuturkan kerja sama ini juga untuk membantu Indonesia ke depan dalam menjaga peninggalan-peninggalan bersejarah di seluruh pelosok Nusantara. Dengan mengetahui data dan lokasi artefak bersejarah, pemerintah jadi tahu bagaimana harus menjaga dan melindunginya. Ia berujar, Indonesia adalah salah satu negara yang sering kehilangan artefak bersejarah.
"Presiden dan Perdana Menteri Belanda bersepakat akan bekerja sama agar peristiwa-peristiwa kehilangan atau pencurian barang peninggalan sejarah dapat dikurangi atau dihentikan," ucap Retno.
Secara terpisah, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan Indonesia sudah menawarkan bantuan langsung untuk mencari bangkai kapal yang hilang. Ia mengapresiasi hal itu di tengah kabar buruk hilangnya kapal.
"Ke depan, kami akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi untuk saling bertukar informasi," katanya di Istana Kepresidenan.
ISTMAN M.P.