TEMPO.CO, Bandung -Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana, membenarkan helikopter TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP yang hilang kontak di wilayah Kalimantan Timur adalah buatan PT Dirgantara Indonesia.
“Ya betul, tahun 2011. Itu sudah lima tahun usianya,” kata dia di Bandung, Jumat, 25 November 2016.
Andi mengatakan helikopter Bell itu merupakan pesawat yang relatif unggul. “Bell itu termasuk yang perawatannya sederhana. Bagus kok, tidak kompleks. Makanya itu ditaruh di daerah-daerah, oke,” kata dia.
Menurut Andi, pesawat Bell 412 EP yang dipergunakan TNI AD itu masih dalam status hilang kontak. “Kita mesti tunggu apakah betul terjadi sesuatu. Harapan kami tidak,” kata dia.
Andi mengaku masih optimistis pesawat itu hanya hilang kontak akibat mendarat. “Karena ini daerah terpencil. Mungkin dia memilih mendarat darurat. Helikopter bisa mendarat darurat di sungai, di mana saja juga bisa. Jadi insya Allah gak terjadi apa-apa. Mungkin hanya hilang kontak,” kata dia.
Andi beralasan, hingga saat ini belum ada sinyal yang dikeluarkan oleh peralatan Emergency Locater Transponder (ELT) yang dikirimkan dari helikopter yang hilang kontak tersebut. “Kita selalu pasang Emergency Locator Transponder atau ELT, jadi kalau terjadi crash, dia nyala. Ini rasanya gak ada sinyal itu,” kata dia.
Menurut Andi, dengan belum terpancarnya sinyal emergency itu, kemungkinan helikopter itu mendarat darurat. “Namanya hilang kontak. Mungkin ke daerah dia stop di satu titik. Entah darurat, entah terencana,” kata dia.
Helikopter jenis Bell 412 itu hilang kontak pada Kamis siang. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Juwata, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, pada pukul 10.54 Wita. Pesawat menuju Desa Long Bawan, Kabupaten Malinau. Pesawat diperkirakan mendarat di Long Bawan pukul 11.50 Wita.
Pada pukul 10.57 Wita, helikopter kontak terakhir dengan Tarakan Tower dan diarahkan untuk kontak ke Malinau Tower. Pada pukul 11.16, kontak pertama dengan Malinau Tower. Heli tersebut kontak terakhir pukul 11.29 dengan Malinau Tower pada posisi 8 Naitical Mile (sekitar 19 kilometer) dari Malinau.
Dari data pesawat diketahui helikopter dengan registrasi penerbangan HA-5166 itu dipiloti Letnan Satu (Cpn) Yohanes Syahputera. Helikopter juga berisi empat kru, yaitu Letnan Satu Cpn Abdi Darnain, Letnan Satu Cpn Ginas Sasmita, Sersan Satu Sudali, dan Prajurit Kepala Suyanto.
Baca:
Israel Dilanda Kebakaran Hebat, 4 Warga Palestina Ditangkap
HOAX: Kabar FPI Jadi Partai Islam
Kapolri Ancam Bubarkan Demo 2 Desember jika...
AHMAD FIKRI