TEMPO.CO, Surabaya- Seusai diskusi dengan Kementerian Perhubungan yang membahas Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan pembangunan trem di Kota Surabaya pada 25 November 2016. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diminta memperbaiki dan melengkapi peraturan presiden untuk segera ditindaklanjuti. “Lha, saya sudah siapkan draf untuk perbaikan dan melengkapi perpres dari kami, sehingga kami tinggal menunggu undangan dari Kementerian Perhubungan,” kata Risma kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Selasa, 6 Desember 2016.
Namun begitu, Risma mengaku tidak hafal perbaikan apa saja yang telah digarap olehnya. Sebab, perbaikan-perbaikan itu dalam bentuk pasal-pasal. “Gak hafal aku. Pokoknya semuanya substansial,” ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini sempat bingung dengan pembangunan mega proyek trem yang terus ditunda-tunda. Terakhir, dia dibuat bingung dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika bertemu di Belanda bulan lalu. Pada pertemuan itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah pusat tidak memiliki uang untuk membangun trem di Kota Surabaya.
Makanya, dia menjelaskan kepada Sri Mulyani bahwa sesuai rencana awal, biaya pembangunan trem bersumber dari investor. Namun, batal karena ada komitmen dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bahwa semua pendanaan melalui APBN murni. "Saya sampaikan kondisinya seperti itu. Saya sudah empat tahun membahas trem, tiba-tiba kemudian ada penjaminan dan lainnya,” ujar Risma.
Bahkan, Risma menyampaikan ada dana pinjaman dari pemerintah Jerman senilai Rp 1,5 triliun. Dana itu menganggur di Kementerian Perhubungan, sehingga dia berharap dana itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan trem di Surabaya. “Bantuan dari Jerman sudah saya sampaikan kepada Ibu Menteri Keuangan,” ucapnya.
Risma memastikan, proyek trem di Surabaya hanya menunggu izin operasional dari pemerintah pusat. Setidaknya ada dua izin, yaitu izin jalan dan izin bangunan. “Kalau ini terus ditunda-tunda, maka biaya operasional akan semakin mahal, makanya harus dipercepat.”
MOHAMMAD SYARRAFAH