TEMPO.CO, Biak - Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) Markas Besar TNI Angkatan Udara pada Senin, 19 Desember 2016, mulai menyelidiki penyebab kecelakaan Hercules C 130. Menurut Komandan Pangkalan Udara Manuhua Biak Kolonel Pnb Arief Widianto, tim PPKPU tiba di Wamena pada Senin pagi.
"Mereka langsung melakukan penyelidikan mencari penyebab jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU," kata Arief Widianto seperti dikutip dari Antara.
Setiap kecelakaan pesawat militer, kata Arief, diselidiki sesuai prosedur. Tujuannya untuk mengungkap secara detail apa yang mengakibatkan jatuhnya pesawat tersebut. Arief menyebutkan, ada istilah 5M untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat, yakni faktor manusia, material, media, misi, dan manajemen.
"Untuk mengetahui apa penyebab pastinya, tim investigasi Mabes TNI AU akan ke lokasi melihat langsung tempat kejadian," ujar Arief. Dia berharap, dengan adanya penyelidikan, tim investigasi Mabes TNI AU akan mengungkap jelas faktor penyebab jatuhnya pesawat angkut TNI jenis Hercules C130 HA-1334 di pegunungan Wamena itu.
"Keluarga besar Lanud Manuhua Biak menyatakan berbelasungkawa atas musibah kecelakaan pesawat Hercules yang menyebabkan 13 prajurit TNI AU gugur dalam menjalankan tugas negara di Papua," tutur Arief.
Baca: Cerita Ayah yang Anaknya Jadi Korban Hercules Jatuh
Hercules C-130, yang membawa 12 kru termasuk pilot, jatuh saat penerbangan dari Timika menuju Wamena pada Minggu, 18 Desember 2016, pukul 06.05 WIT dengan rencana tiba pukul 06.13 WIT. Misi penerbangan dalam rangka peningkatan kompetensi dari kopilot menjadi kapten pilot.
Sebelum ke Timika, pesawat diterbangkan dari Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, yang bermarkas di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 17 Desember, pukul 04.00. Pesawat dijadwalkan kembali ke Malang pada Rabu, 21 Desember.
“Pesawat sedang menjalani tugas latihan Navex (terbang navigasi jarak jauh),” kata Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama TNI RM Djoko Senoputro, Ahad, 18 Desember.
Tugas itu tertuang dalam Surat Perintah Terbang Nomor SPT/2799/XII/2016 yang ditandatangani Djoko pada Jumat, 16 Desember, pukul 20.00 WIB. SPT ini dibuat berdasarkan telegram Panglima Komando Pelaksanaan Operasi TNI Angkatan Udara 2 (Pangkoopsau 2) Makassar Nomor T/3982/16 Tgl 1216.
ABDI PURMONO