TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengajak para konglomerat ikut andil memberikan dana bantuan untuk mahasiswa Indonesia. "Para konglomerat Indonesia bisa membantu pendidikan Indonesia," katanya di kantor kementerian, dalam acara penyerahan bantuan Lippo Group senilai Rp 1,5 miliar kepada 10 perguruan tinggi negeri, Selasa, 20 Desember 2016.
Nasir mengatakan hal ini dapat membantu pendidikan Indonesia secara global. "Konglomerat dan perusahaan swasta lain bisa membantu memperbaiki masalah dana pendidikan anak Indonesia," katanya.
Nasir mengatakan pendanaan masih menjadi masalah bagi pelajar Indonesia melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Padahal anak-anak Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk mengembangkan diri melalui pendidikan. Sayangnya, pemerintah belum mampu menggratiskan seluruh biaya kuliah mahasiswa.
Menurut dia, terdapat sekitar 1,5 juta mahasiswa di perguruan tinggi negeri dan sekitar tujuh juta mahasiswa perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia. Fakta lain, anggaran beasiswa Bidikmisi dari pemerintah setiap tahun kira-kira hanya cukup untuk 260 mahasiswa.
Beasiswa lain yang dianggarkan pemerintah, seperti beasiswa peningkatan prestasi akademik, pun hanya cukup untuk 100 ribu siswa per tahun. Pemerintah pun sudah berusaha meningkatkan jumlah anggaran beasiswa mahasiswa walaupun anggaran Pendidikan Tinggi mengalami pemangkasan.
Dengan kondisi itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari swasta dan pemerintah daerah untuk membantu pendanaan kuliah mahasiswa. Hal ini pun terus Nasir sampaikan saat berkunjung ke berbagai pelosok Indonesia. "Mengandalkan anggaran negara dalam meningkatkan sumber daya manusia tidak cukup," katanya.
MITRA TARIGAN