TEMPO.CO, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasikan bantuan logistik sebesar Rp 3,4 miliar untuk tindakan setelah bencana banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, BNPB berkomitmen membantu pemerintah daerah Bima dalam memenuhi kebutuhan anggaran, peralatan, dan manajerial yang didampingi inspektorat utama.
“Penanganan korban pasca banjir sesuai dengan arahan Presiden, yaitu agar memenuhi kebutuhan dasar, menangani pengungsi dengan sebaik-baiknya,” ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam keterangan tertulis, Minggu, 25 Desember 2016.
Willem menjelaskan, hal lain yang harus dilakukan adalah mendata peralatan pembersihan jalan dan rumah warga. Kebersihan umum, perbaikan sarana pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan juga harus diperhatikan. “Upaya dalam penanganan jangka panjang normalisasi sungai, perbaiki drainase, dan perhatikan tata ruang,” katanya.
Menurut Willem, Bima memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, tapi rawan bencana. Kejadian bencana banjir merupakan indikator tingginya daerah rawan bencana, sehingga diperlukan mitigasi dalam pengurangan risiko bencana.
Willem menambahkan, pemerintah daerah telah melaksanakan tanggap darurat dengan sangat baik.”Koordinasi pemerintah daerah dengan masyarakat juga berlangsung baik.”
Wali Kota Bima M. Qurais H. Abidin mengatakan logistik yang dikirimkan Pemerintah Kota dan bantuan dari donatur terus berdatangan. Misalnya, beras, mi instan, dan air mineral. “Penyaluran bantuan kepada korban bencana sudah dilakukan, makanan siap saji, air bersih, dan pakaian layak pakai masih dibutuhkan oleh korban banjir,” ujarnya.
GHOIDA RAHMAH