TEMPO.CO, Jakarta – Anak tengah sering disebut sebagai orang buangan, yang tidak banyak mendapatkan perhatian dari orang tua. Berdasarkan sebuah studi di University Stanford yang dilansir dari laman Psychology Today, diketahui bahwa anak-anak dengan sindrom anak tengah cenderung kurang banyak bicara, iri dibandingkan dengan anak lainnya, tapi gigih.
Menjadi anak tengah sering kali dihubungkan dengan si pemberontak ataupun dijadikan kambing hitam. Meskipun anak tengah sering diasosiasikan dengan hal negatif, bukan berarti anak tengah adalah bayang-bayang dari kakak ataupun adiknya.
Meskipun persepsi anak tengah sering negatif, hal ini belum tentu benar. Malah, anak tengah biasanya menjadi orang yang paling sukses. Mereka cenderung bekerja keras dan gigih meyakinkan bahwa ia unggul dibanding saudara lainnya. Mereka cenderung lebih ambisius seperti yang sering termotivasi oleh keinginan untuk dilihat dan didengar.
Terlepas dari kenyataan bahwa mereka memiliki rasa rendah diri, umumnya mereka unggul hampir dalam segala sesuatu. Kemauan mereka lebih kuat dibanding anak pertama atau anak bungsu.
Psikolog Sam Von Reiche menyatakan urutan lahir tidak mempengaruhi perkembangan anak. “Saya tidak berpikir bahwa tidak ada kaitan isu urutan kelahiran dalam perkembangan anak. Teori awal Freud tidak fokus pada masalah ini,” kata Von Reiche. “Tapi saya temukan urutan kelahiran berdampak dalam keluarga, baik positif maupun negatif.”
Teori Freud yang dimaksudkan adalah teori kepribadian yang dicetuskan pertama kali oleh psikolog Sigmund Freud. Dalam teori ini, Freud menjelaskan bahwa alam bawah sadarlah yang mengatur segala tindak-tanduk manusia.
PARENTHERALD | DINA ANDRIANI
Baca juga:
4 Cara Cerdas dan Elegan Menarik Perhatian Atasan
Cara Mengelola Gaji agar Tetap Kaya di Akhir Bulan
Kiat Jadi Karyawan Super Produktif di Tempat Kerja