TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad berujar, untuk mengimplementasikan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia pilar kontributif, OJK menyelenggarakan program Jangkau, Sinergi, dan Guidelines (JARING) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Program tersebut ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan di bidang kelautan dan perikanan," kata Muliaman dalam konferensi pers akhir tahun OJK di Gedung OJK, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat, 30 Desember 2016.
Muliaman menuturkan, program tersebut telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 23‚2 triliun per September lalu. Non-Performing Loan (NPL) kredit itu, menurut Muliaman, cukup kecil. "Yakni hanya sebesar 2,2 persen secara gross," ujar Muliaman.
Selain itu, menurut Muliaman, OJK bersama KKP juga meluncurkan program asuransi rangka kapal. "Jumlah kapal yang telah diasuransikan mencapai 2.912 kapal," tuturnya.
Muliaman menambahkan, dalam rangka mendukung kedaulatan pangan, OJK juga meluncurkan program asuransi tani padi. Program itu merupakan program perlindungan dan pemberdayaan petani untuk meminimalkan dampak negatif perubahan iklim dan gangguan hama yang menyebabkan gagal panen.
Muliaman mengungkapkan, total luas tanah yang telah mendapat asuransi tersebut mencapai 431 ribu hektar. "Program OJK lainnya adalah Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dengan realisasi mencapai 12.576 ekor sapi," katanya.
Untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menurut Muliaman, OJK juga bersinergi dengan bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga akhir November 2016, penyaluran KUR telah mencapai Rp 87,7 triliun atau 80,3 persen dari target Rp 109‚21 triliun dengan NPL 0,3 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI